China Dekati Manila Meski Hubungan Filipina dan AS Makin Mesra
loading...
A
A
A
MANILA - China khawatir dengan hubungan Filipina yang lebih dekat dengan Washington, dan memandang Amerika Serikat (AS) sebagai aktor pengacau terbesar di kawasan itu.
Wakil Menteri Luar Negeri (Menlu) China Sun Weidong menyerukan untuk memperdalam “kerjasama strategis yang komprehensif” antara Beijing dan Manila, yang harus “menjaga arah umum hubungan persahabatan.”
Pernyataan itu muncul menjelang pembicaraan Sun dengan Wakil Menlu Filipina Theresa Lazaro di Manila, di mana diplomat China itu tiba pada 22 Maret untuk kunjungan dua hari.
Negosiasi diadakan dengan latar belakang hubungan yang tegang antara China dan Filipina, dengan Beijing yang sangat prihatin atas kerja sama militer Manila yang lebih dekat dengan Washington.
Secara terpisah, Manila menarik perhatian Beijing pada apa yang digambarkannya sebagai “kehadiran tidak sah” sejumlah kapal angkatan laut dan penjaga pantai China di perairan teritorial Filipina selama beberapa bulan terakhir.
Juru bicara Kementerian Pertahanan (Kemhan) China Tan Kefei mengatakan kepada wartawan akhir bulan lalu bahwa Beijing tidak senang karena AS mendapatkan akses ke empat pangkalan militer baru di Filipina.
Tak hanya itu, China memandang Washington sebagai aktor destabilisasi terbesar di kawasan Asia-Pasifik.
“China dengan cermat mengikuti kecenderungan ini dan mengungkapkan keprihatinan serius atas hal ini. Kami selalu percaya bahwa kerja sama militer dan keamanan antar negara harus berkontribusi pada perlindungan perdamaian dan stabilitas di kawasan dan tidak ditujukan kepada pihak ketiga atau merugikan kepentingan mereka," ujar juru bicara itu.
Wakil Menteri Luar Negeri (Menlu) China Sun Weidong menyerukan untuk memperdalam “kerjasama strategis yang komprehensif” antara Beijing dan Manila, yang harus “menjaga arah umum hubungan persahabatan.”
Pernyataan itu muncul menjelang pembicaraan Sun dengan Wakil Menlu Filipina Theresa Lazaro di Manila, di mana diplomat China itu tiba pada 22 Maret untuk kunjungan dua hari.
Negosiasi diadakan dengan latar belakang hubungan yang tegang antara China dan Filipina, dengan Beijing yang sangat prihatin atas kerja sama militer Manila yang lebih dekat dengan Washington.
Secara terpisah, Manila menarik perhatian Beijing pada apa yang digambarkannya sebagai “kehadiran tidak sah” sejumlah kapal angkatan laut dan penjaga pantai China di perairan teritorial Filipina selama beberapa bulan terakhir.
Juru bicara Kementerian Pertahanan (Kemhan) China Tan Kefei mengatakan kepada wartawan akhir bulan lalu bahwa Beijing tidak senang karena AS mendapatkan akses ke empat pangkalan militer baru di Filipina.
Tak hanya itu, China memandang Washington sebagai aktor destabilisasi terbesar di kawasan Asia-Pasifik.
“China dengan cermat mengikuti kecenderungan ini dan mengungkapkan keprihatinan serius atas hal ini. Kami selalu percaya bahwa kerja sama militer dan keamanan antar negara harus berkontribusi pada perlindungan perdamaian dan stabilitas di kawasan dan tidak ditujukan kepada pihak ketiga atau merugikan kepentingan mereka," ujar juru bicara itu.