Inggris Bakal Buat Jet Tempur Berteknologi AI, Mampu Terbang Tanpa Pilot
loading...
A
A
A
TOKYO - Inggris akan bergabung dengan Jepang dan Italia untuk memproduksi jet tempur berteknologi artificial intelligence (AI) yang diharapkan mampu terbang tanpa pilot.
Inggris bakal menghabiskan 10 miliar poundsterling atau sekitar Rp185 triliun untuk jet tempur generasi terbaru itu.
Program Udara Tempur Global (GCAP) bermaksud lepas landas pada tahun 2035 dan menggabungkan teknologi Inggris, Jepang, dan Italia untuk menciptakan pesawat tempur tercanggih di dunia.
Investasi besar datang di tengah kekesalan para jenderal Inggris atas kekurangan pendanaan untuk Angkatan Darat dalam Anggaran.
GCAP akan menjadi pengganti jet tempur Typhoon yang akan ditarik dari militer pada pertengahan 2030-an.
Ini akan menggabungkan semua penelitian dan pengembangan yang telah diselesaikan pada proyek pesawat masa depan 'Tempest'.
Jepang juga akan menyediakan semua teknologi yang akan digunakan untuk jet tempur generasi berikutnya sebagai bagian dari kolaborasi. Sedangkan Italia juga telah bergabung dengan GCAP tetapi dipahami sebagai mitra junior.
Berbicara di Jepang, Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan: "Kami akan menginvestasikan 2 miliar poundsterling dalam GCAP hingga 2025 dan ÂŁ10 miliar selama sepuluh tahun ke depan."
"Program pengembangan keseluruhan akan di atas 25 miliar poundsterling. Mudah-mudahan kami akan mencapai pengembangan pada tahun 2025 dan beroperasi pada tahun 2035 – tonggak penting, tonggak sejarah yang harus kita semua temui dan wujudkan," sambungnya seperti dikutip dari Daily Mail, Kamis (16/3/2023).
Pabrikan yang terlibat dalam proyek ini antara lain BAE dan Rolls-Royce dari Inggris, Leonardo dari Italia, dan Mitsubishi dari Jepang. Lusinan perusahaan Inggris yang lebih kecil juga akan disertakan. Inggris dan Jepang diperkirakan akan menanggung 80 persen dari biaya, dengan Italia mengambil sisanya.
Inggris bakal menghabiskan 10 miliar poundsterling atau sekitar Rp185 triliun untuk jet tempur generasi terbaru itu.
Program Udara Tempur Global (GCAP) bermaksud lepas landas pada tahun 2035 dan menggabungkan teknologi Inggris, Jepang, dan Italia untuk menciptakan pesawat tempur tercanggih di dunia.
Investasi besar datang di tengah kekesalan para jenderal Inggris atas kekurangan pendanaan untuk Angkatan Darat dalam Anggaran.
GCAP akan menjadi pengganti jet tempur Typhoon yang akan ditarik dari militer pada pertengahan 2030-an.
Ini akan menggabungkan semua penelitian dan pengembangan yang telah diselesaikan pada proyek pesawat masa depan 'Tempest'.
Jepang juga akan menyediakan semua teknologi yang akan digunakan untuk jet tempur generasi berikutnya sebagai bagian dari kolaborasi. Sedangkan Italia juga telah bergabung dengan GCAP tetapi dipahami sebagai mitra junior.
Berbicara di Jepang, Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan: "Kami akan menginvestasikan 2 miliar poundsterling dalam GCAP hingga 2025 dan ÂŁ10 miliar selama sepuluh tahun ke depan."
"Program pengembangan keseluruhan akan di atas 25 miliar poundsterling. Mudah-mudahan kami akan mencapai pengembangan pada tahun 2025 dan beroperasi pada tahun 2035 – tonggak penting, tonggak sejarah yang harus kita semua temui dan wujudkan," sambungnya seperti dikutip dari Daily Mail, Kamis (16/3/2023).
Pabrikan yang terlibat dalam proyek ini antara lain BAE dan Rolls-Royce dari Inggris, Leonardo dari Italia, dan Mitsubishi dari Jepang. Lusinan perusahaan Inggris yang lebih kecil juga akan disertakan. Inggris dan Jepang diperkirakan akan menanggung 80 persen dari biaya, dengan Italia mengambil sisanya.
(ian)