PM Georgia Minta Zelensky Tidak Ikut Campur Urusan Negaranya

Selasa, 14 Maret 2023 - 00:30 WIB
loading...
PM Georgia Minta Zelensky Tidak Ikut Campur Urusan Negaranya
PM Georgia, Irakli Garibashvili Minta Zelensky Tidak Ikut Campur Urusan Negaranya. FOTO/Reuters
A A A
TBILISI - Perdana Menteri Georgia , Irakli Garibashvili menuduh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ikut campur dalam situasi politik negaranya dengan mengomentari protes di sana, minggu lalu. Tuduhan ini memicu kemarahan dari Kiev.

Selama protes terhadap undang-undang "agen asing" yang menurut para kritikus mengisyaratkan pergeseran otoriter di Georgia, Zelensky berterima kasih kepada pengunjuk rasa karena mengibarkan bendera Ukraina. Menurut Zelensky, sikap itu menunjukkan rasa hormat. Dan, dia berharap rakyat Georgia "sukses secara demokratis".



"Ketika seseorang yang sedang berperang menanggapi tindakan destruktif dari beberapa ribu orang di sini, di Georgia, ini adalah bukti langsung bahwa orang ini terlibat, termotivasi untuk membuat sesuatu terjadi di sini juga, untuk berubah," kata Garibashvili dalam sebuah pernyataan.

Wawancara Garibashvili dengan stasiun televisi IMEDI Georgia pada Minggu (12/3/2023), itu mengacu pada Zelensky. “Saya ingin semua orang mengakhiri perang ini tepat waktu dan perdamaian,” tambah Garibashvili.

Namun, juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, Oleh Nikolenko menuduh Garibashvili mengulangi "propaganda Rusia" dengan menyatakan bahwa Kiev berusaha menarik Georgia ke dalam konfliknya dengan Moskow.



“Kami dengan tegas menolak klaim semacam itu, yang tidak ada hubungannya dengan kenyataan. Pihak berwenang Georgia sedang mencari musuh di tempat yang salah,” kata Nikolenko di Facebook, Senin (13/3/2023).

"Ukraina telah dan akan tetap menjadi sahabat rakyat Georgia, yang tidak ingin kami hentikan (dalam tugas mereka) membangun masa depan Eropa," lanjutnya.

Terlepas dari komentar Garibashvili, opini publik Georgia sangat pro-Ukraina dan anti-Rusia. Georgia melakukan perang singkatnya sendiri dengan Rusia pada 2008 atas status dua wilayah yang memisahkan diri yang didukung Moskow, Azkhazia dan Ossetia Selatan.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1709 seconds (0.1#10.140)