Perdana Menteri Georgia Tuding Ukraina Kobarkan Kerusuhan
loading...
A
A
A
TBILISI - Perdana Menteri (PM) Georgia Irakli Garibashvili menuding Ukraina memiliki andil dalam kerusuhan terkait undang-undang agen asing yang kontroversial di Georgia.
Garibashvili mendesak Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menjaga negaranya sendiri daripada memicu kerusuhan di Georgia.
PM Garibashvili membuat pernyataan itu dalam wawancara panjang dengan saluran TV Imedi Georgia yang ditayangkan pada Minggu (12/3/2023).
Garibashvili mengutuk keras dukungan yang diungkapkan Zelensky terhadap para pengunjuk rasa, menuduhnya lagi mencoba membuka "front kedua" melawan Rusia di Georgia.
Awal pekan ini, Zelensky mengeluarkan pidato video kepada warga Georgia, yang menyatakan setiap orang Ukraina menginginkan sistem "demokratis" dan "kesuksesan Eropa" di negara tersebut.
“Eskalasi permusuhan yang lebih besar diperkirakan terjadi di Ukraina, dan banyak kekuatan eksternal tertarik untuk membuka 'front kedua' di tanah Georgia. Bagaimana lagi menjelaskan bahwa Presiden Ukraina Zelensky, selama konflik di negaranya, menemukan waktu untuk menyeru beberapa ribu peserta aksi destruktif di Georgia?” ujar Garibashvili bertanya-tanya.
Garibashvili mendesak pemimpin Ukraina itu untuk “(menjaga) dirinya sendiri dan negaranya” terlebih dahulu.
Selain itu, Garibashvili menuduh Kiev telah lama berusaha membuat Georgia tidak stabil, dengan upaya seperti itu tampaknya mendahului konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina.
Secara khusus, Garibashvili menyebut Kiev sengaja mengirim mantan presiden Georgia yang menjadi pejabat Ukraina Mikhail Saakashvili kembali ke negara asalnya pada Oktober 2021 untuk melakukan “kudeta”.
Garibashvili mendesak Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menjaga negaranya sendiri daripada memicu kerusuhan di Georgia.
PM Garibashvili membuat pernyataan itu dalam wawancara panjang dengan saluran TV Imedi Georgia yang ditayangkan pada Minggu (12/3/2023).
Garibashvili mengutuk keras dukungan yang diungkapkan Zelensky terhadap para pengunjuk rasa, menuduhnya lagi mencoba membuka "front kedua" melawan Rusia di Georgia.
Awal pekan ini, Zelensky mengeluarkan pidato video kepada warga Georgia, yang menyatakan setiap orang Ukraina menginginkan sistem "demokratis" dan "kesuksesan Eropa" di negara tersebut.
“Eskalasi permusuhan yang lebih besar diperkirakan terjadi di Ukraina, dan banyak kekuatan eksternal tertarik untuk membuka 'front kedua' di tanah Georgia. Bagaimana lagi menjelaskan bahwa Presiden Ukraina Zelensky, selama konflik di negaranya, menemukan waktu untuk menyeru beberapa ribu peserta aksi destruktif di Georgia?” ujar Garibashvili bertanya-tanya.
Garibashvili mendesak pemimpin Ukraina itu untuk “(menjaga) dirinya sendiri dan negaranya” terlebih dahulu.
Selain itu, Garibashvili menuduh Kiev telah lama berusaha membuat Georgia tidak stabil, dengan upaya seperti itu tampaknya mendahului konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina.
Secara khusus, Garibashvili menyebut Kiev sengaja mengirim mantan presiden Georgia yang menjadi pejabat Ukraina Mikhail Saakashvili kembali ke negara asalnya pada Oktober 2021 untuk melakukan “kudeta”.