Oposisi Rusia Sebut Perang Ukraina Buntu, Desak Perdamaian
loading...
A
A
A
Namun, penentangannya terhadap perang harus dibayar mahal. Ada banyak upaya oleh mereka yang mendukung konflik untuk melikuidasi Yabloko, partai sosial-liberal yang memiliki wakil di empat Parlemen regional: Moskow, St Petersburg, wilayah Pskov, dan Karelia.
Kantor berita RIA Novosti melaporkan pada 7 Maret bahwa seorang anggota Duma Negara (Parlemen) Rusia, Nikolai Novichkov, mengajukan permohonan kepada Menteri Kehakiman Konstantin Chuichenko dengan proposal untuk mempertimbangkan kemungkinan mengajukan gugatan ke pengadilan untuk membubarkan partai tersebut. "Karena kemungkinan ada tanda-tanda kegiatan ekstremis," katanya.
"Ini pertama kali terjadi pada bulan April, tahun lalu, dan kemudian terjadi setiap saat. Sangat sulit bahkan untuk menghitung berapa kali," kata Yavlinsky kepada Newsweek.
"Ada banyak orang...yang hanya mendukung rezim saat ini...dan menyerang orang-orang yang tidak mendukung perang, seperti Yabloko—struktur politik yang terorganisir, yang menentang perang. Mereka berusaha menghancurkan struktur ini, mereka tidak ingin struktur ini ada," paparnya.
Meskipun Partai Yabloko saat ini tidak melakukan dialog politik dengan Kremlin, Yavlinsky tetap bertahan dengan upayanya untuk menyerukan gencatan senjata dalam perang Ukraina, yang telah melewati batas satu tahun pada 24 Februari lalu.
"Ini perlu dilakukan secepat mungkin," kata Yavlinsky. "Saya pikir tidak ada yang menang. Ini jalan buntu, oke? Ini jalan buntu, tidak ada yang bisa menang dalam situasi seperti ini."
"Itulah mengapa saya mengatakan bahwa gencatan senjata diperlukan. Dan penting untuk menghentikan pembunuhan orang. Karena tidak ada perkembangan positif. Tidak ada masa depan yang positif," paparnya.
Pada bulan Januari, 11 bulan setelah perang, Putin menginstruksikan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu untuk memaksakan gencatan senjata di Ukraina menjelang Natal Ortodoks, yang dirayakan pada tanggal 7 Januari.
Beberapa hari kemudian, pejabat Ukraina mengatakan pasukan militer Rusia menyerang bagian timur Ukraina meskipun Putin memerintahkan gencatan senjata 36 jam.
Kantor berita RIA Novosti melaporkan pada 7 Maret bahwa seorang anggota Duma Negara (Parlemen) Rusia, Nikolai Novichkov, mengajukan permohonan kepada Menteri Kehakiman Konstantin Chuichenko dengan proposal untuk mempertimbangkan kemungkinan mengajukan gugatan ke pengadilan untuk membubarkan partai tersebut. "Karena kemungkinan ada tanda-tanda kegiatan ekstremis," katanya.
"Ini pertama kali terjadi pada bulan April, tahun lalu, dan kemudian terjadi setiap saat. Sangat sulit bahkan untuk menghitung berapa kali," kata Yavlinsky kepada Newsweek.
"Ada banyak orang...yang hanya mendukung rezim saat ini...dan menyerang orang-orang yang tidak mendukung perang, seperti Yabloko—struktur politik yang terorganisir, yang menentang perang. Mereka berusaha menghancurkan struktur ini, mereka tidak ingin struktur ini ada," paparnya.
Meskipun Partai Yabloko saat ini tidak melakukan dialog politik dengan Kremlin, Yavlinsky tetap bertahan dengan upayanya untuk menyerukan gencatan senjata dalam perang Ukraina, yang telah melewati batas satu tahun pada 24 Februari lalu.
"Ini perlu dilakukan secepat mungkin," kata Yavlinsky. "Saya pikir tidak ada yang menang. Ini jalan buntu, oke? Ini jalan buntu, tidak ada yang bisa menang dalam situasi seperti ini."
"Itulah mengapa saya mengatakan bahwa gencatan senjata diperlukan. Dan penting untuk menghentikan pembunuhan orang. Karena tidak ada perkembangan positif. Tidak ada masa depan yang positif," paparnya.
Pada bulan Januari, 11 bulan setelah perang, Putin menginstruksikan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu untuk memaksakan gencatan senjata di Ukraina menjelang Natal Ortodoks, yang dirayakan pada tanggal 7 Januari.
Beberapa hari kemudian, pejabat Ukraina mengatakan pasukan militer Rusia menyerang bagian timur Ukraina meskipun Putin memerintahkan gencatan senjata 36 jam.