Apa yang Terjadi Jika Vladimir Putin Meninggal Mendadak?

Jum'at, 10 Maret 2023 - 15:31 WIB
loading...
Apa yang Terjadi Jika...
Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto/tass
A A A
MOSKOW - Vladimir Putin merupakan Presiden Rusia yang menjabat sejak 7 Mei 2012 hingga sekarang. Sejak tahun lalu, desas-desus tentang kondisi kesehatan Presiden Rusia Vladimir Putin yang menurun telah menyebar luas di tengah perang dengan Ukraina.

Terdapat laporan media yang mengatakan tentang Putin sedang menderita kanker, penyakit Parkinson, atau bahkan selamat dari upaya pembunuhan.

Pihak Kremlin selalu menertawakan spekulasi tersebut dan mengatakan tidak ada tanda-tanda penyakit apa pun dari Presiden Rusia itu.

Menurut analis politik Tatiana Stanovaya, Putin dapat tetap berkuasa selama 10 tahun atau bahkan lebih jika dia mau, namun itu sangat tergantung pada keadaan.



Belakangan, mengutip dari Newsweek, Kepala Intelijen Militer Ukraina Kyrylo Budanov mengatakan kepada ABC News bahwa Putin menderita kanker dan akan segera meninggal.

"Putin sakit parah. Dia akan mati sebelum perang berakhir dan akan ada transfer kekuasaan," ujar Kyrylo Budanov, yang di-tweet oleh Anton Gerashchenko, penasihat urusan dalam negeri Ukraina, pada 4 Januar 2023. Hal ini sontak memicu komentar online.

Lantas, apa yang terjadi jika Vladimir Putin meninggal mendadak atau bahkan memutuskan untuk meninggalkan kekuasaannya sebelum masa jabatannya berakhir? Berikut penjelasannya.

Melansir Al Jazeera, Tatiana Stanovaya mengatakan jika Vladimir Putin meninggal mendadak, maka Dewan Federasi akan memiliki waktu 14 hari untuk mengadakan pemilihan presiden baru.

Jika Dewan Federasi tidak mengadakan pemilihan tepat waktu, maka Komisi Pemilihan Pusat yang akan mengambil alih.

Sementara itu, Perdana Menteri Mikhail Mishustin akan menjadi pejabat presiden. Namun, Mishustin tidak terlihat sangat dekat dengan Putin, atau kandidat yang kredibel untuk pemilihan apa pun.

Jika Mishustin ditempatkan sebagai pemimpin negara secara tiba-tiba tanpa persiapan yang memadai, ia akan berada dalam situasi yang sangat sulit.

Mishustin akan bergantung pada administrasi kepresidenan dan pasti akan menimbulkan konflik karena mengalami pergantian staf dalam pemerintahan.

Sebaliknya, analis politik Tatiana Stanovaya percaya kepergian Putin akan meninggalkan kekosongan kekuasaan antara kepentingan bisnis, pejabat keamanan seperti Menteri Pertahanan Sergey Shoigu dan faksi elite lainnya.

“Jika sesuatu terjadi padanya besok, saya yakin sistemnya akan bertahan, masih kuat,” kata Stanovaya.

Putin telah memimpin Rusia selama lebih dari 20 tahun. Ia memimpin negara itu sejak 2000 hingga 2008, dan kembali menjabat pada 2012 hingga sekarang.

Di sela-sela itu, Dmitry Medvedev sempat memegang kursi kepresidenan, sementara Putin menjabat sebagai perdana menteri. Masa jabatan Putin saat ini akan berakhir pada 2024.

Namun pada 2020, konstitusi berubah yang memungkinkan dia mencalonkan diri untuk dua masa jabatan enam tahun lagi hingga tahun 2036.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2155 seconds (0.1#10.140)