Pandemi Corona Picu Konflik Sosial di Beberapa Negara

Jum'at, 17 Juli 2020 - 10:15 WIB
loading...
Pandemi Corona Picu...
Jutaan warga di dunia melakukan protes terkait sikap pemerintah dalam menangani virus Corona, Covid-19. Foto/Reuters
A A A
SOFIA - Jutaan warga di dunia melakukan protes terkait sikap pemerintah dalam menangani virus Corona, Covid-19. Sebagian besar demonstrasi juga berujung pada kerusuhan sosial. Masyarakat tidak hanya frustrasi dengan upaya penanggulangan yang setengah matang tapi juga maraknya korupsi dana bantuan.

Demonstrasi meluas dan melebar di Israel, Bulgaria, Tongo hingga Lebanon. Demonstrasi tidak terkait dengan gerakan antirasisme di Amerika Serikat (AS) yang sempat melebar ke berbagai negara. Namun, demonstrasi tersebut terkait Covid-19, yakni masalah kesehatan yang sudah sangat mendasar bagi kehidupan manusia.

Publik di berbagai belahan dunia kini peduli karena urusan kesehatan sudah menjadi ranah politik. Kesehatan pribadi hingga masyarakat juga sudah dikendalikan oleh politik. Dengan desakan kepada pemerintah, mereka berharap akan terjadi perubahan, minimal pada kebijakan.

Meskipun demonstrasi itu kerap ditunggangi kelompok oposisi yang hendak memanfaatkan situasi dan kondisi terkini. Tujuannya adalah dorongan untuk perubahan kekuasaan. Kekecewaan terhadap pemerintah pastinya dan pertama kali diungkapkan oleh mereka yang tidak duduk di kekuasaan. Akan tetapi, Covid-19 bukan hanya isu. Itu adalah realitas pandemi yang memang menjadi ancaman nyata. (Baca: Kasus Virus Corona di Brasil Mencapai Dua Juta Orang)

Pandemi telah mengubah struktur perkembangan sosial-ekonomi di beberapa negara. Pandemi juga telah mengakibatkan krisis kemanusiaan dan berpotensi memicu kerusuhan dan konflik. Pandemi juga mendorong perubahan struktur, institusi, hingga struktur yang mengubah tatanan masyarakat yang awalnya damai. Jika tidak segera ditangani, pandemi akan mendorong munculnya konflik sosial yang lebih meluas.

Bulgaria, misalnya, telah dilanda demonstrasi sejak lama. Ribuan warga Bulgaria telah turun ke jalan menuntut adanya perbaikan tatanan di tingkat birokrasi, menyusul tingginya angka korupsi. Mereka bahkan berupaya menggulingkan pemerintahan kanan-tengah pimpinan Perdana Menteri (PM) Boyko Borissov.

Para pengunjuk rasa, yang meneriakkan slogan "mafia" dan "pengunduran diri", menuduh Borissov beserta antek-anteknya dan Kepala Jaksa Agung Ivan Geshev sengaja menunda penyelidikan pejabat korup dan oligarki domestik.

Unjuk rasa tersebut terjadi di berbagai kota di Negeri Balkan. Dengan tingginya intensitas protes hingga menimbulkan simpati sebagian besar masyarakat menyebabkan polisi kewalahan dan meminta pendemo tidak bersikap anarkis. (Baca juga: Anies Minta Masyarakat Tidak Anggap Remeh Kasus Covid-19)

Sampai kemarin, petugas keamanan Belgia setidaknya menangkap 18 orang setelah terjadi kerusuhan di beberapa titik. Mereka menyamakan pemerintahan Borissov mirip dengan lintah darat, seperti mafia dan menjadikan rakyat sebagai tumbal.

Bulgaria merupakan negara anggota Uni Eropa (UE) yang menderita kemiskinan dan korupsi. Protes dan tuntutan hukum terhadap koruptor tidak hanya terjadi kali ini, tapi beberapa tahun sebelumnya. Namun, sampai sekarang tidak ada pejabat senior yang didakwa tuduhan korupsi.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Mengapa NATO Akan Bangkut...
Mengapa NATO Akan Bangkut jika Tidak Beradaptasi dengan Cepat?
4 Alasan Uni Eropa Takut...
4 Alasan Uni Eropa Takut Trump Hentikan Pasokan Senjata, dari Ketergangungan dengan AS hingga Tak Mampu Mandiri
33 Kota Pegunungan di...
33 Kota Pegunungan di Italia Kurang Penduduk, Beri Hibah Rp1,7 Miliar bagi Orang yang Pindah ke Sana
Negara-negara NATO Berencana...
Negara-negara NATO Berencana Mundur dari Perjanjian Ranjau Darat, Apa Dipicu Ketakutan Diinvasi Rusia?
Uni Eropa: Jangan Biarkan...
Uni Eropa: Jangan Biarkan Rusia Memecah Belah AS dan Eropa
PM Baru Kanada Pilih...
PM Baru Kanada Pilih Eropa Dibandingkan AS
Kenapa Rakyat Serbia...
Kenapa Rakyat Serbia Menuntut Presiden Aleksandar Vucic Turun?
Kumpulkan Kekuatan Militer...
Kumpulkan Kekuatan Militer dan Pesawat Pembom di Diego Garcia, AS Diduga Bersiap Serang Iran
Nah! Trump Sebut George...
Nah! Trump Sebut George Soros Mungkin Terlibat Serangan terhadap Dealer Tesla
Rekomendasi
Oknum TNI AL Pelaku...
Oknum TNI AL Pelaku Pembunuhan Wartawati di Bajarbaru Kalsel Terancam Dipecat
Peran Surveyor Indonesia...
Peran Surveyor Indonesia Menjaga Keselamatan dan Konektivitas Mudik 2025
Pria Ini Mengaku sebagai...
Pria Ini Mengaku sebagai Anak Rahasia Raja Charles III dan Ratu Camilla, Tuntut Tes DNA
Berita Terkini
Awas Perang Dunia III,...
Awas Perang Dunia III, Bos NATO Warning Keras Putin: Jika Rusia Serang Sekutu, Maka...
39 menit yang lalu
170.000 Bayi Korea Selatan...
170.000 Bayi Korea Selatan Diekspor ke Berbagai Negara untuk Diadopsi
1 jam yang lalu
4 Alasan Neokolonialisme...
4 Alasan Neokolonialisme Barat di Afrika Hancur, Salah Satunya Membeli Uranium dengan Harga Murah
2 jam yang lalu
10 Negara dengan Kekuatan...
10 Negara dengan Kekuatan Militer Terlemah, Banyak yang Tidak Memiliki Pesawat Tempur
3 jam yang lalu
4 Anggota NATO yang...
4 Anggota NATO yang Tidak Pro-Israel
4 jam yang lalu
Siapa Iwao Hakamada?...
Siapa Iwao Hakamada? Napi Jepang yang Dapat Ganti Rugi Rp24 Miliar setelah Dipenjara 46 Tahun
5 jam yang lalu
Infografis
4 Negara di Dunia yang...
4 Negara di Dunia yang Tidak Memiliki Pesawat Tempur
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved