Bos Logistik Militer AS: Potensi Perang dengan China Diduga Pertempuran Amunisi Presisi
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Potensi konflik antara Amerika Serikat (AS) dan China sebagian besar akan diperangi dengan menggunakan amunisi presisi.
Asisten Sekretaris Angkatan Darat AS untuk Akuisisi, Logistik, dan Teknologi Douglas Bush menjelaskan hal itu pada Jumat (3/3/2023).
“Saya pikir pandangan bersama yang lebih luas adalah pertarungan dengan China akan menjadi pertarungan amunisi presisi,” ungkap Bush saat wawancara dengan Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS).
“Konflik seperti itu akan membutuhkan amunisi presisi tinggi untuk pertempuran udara-ke-udara, udara-ke-laut dan permukaan,” papar Bush.
Menurut dia, senjata presisi adalah sistem yang rumit untuk diproduksi, yang dapat menimbulkan tantangan.
“Kawasan Indo-Pasifik adalah salah satu yang paling sulit di dunia untuk mempertahankan operasi tempur berskala besar,” ujar Bush juga.
“Namun, tidak ada yang lebih siap menghadapi tantangan itu selain Amerika Serikat,” tegas Bush.
Pada bulan Januari, CSIS merilis penelitian yang mengklaim dukungan AS untuk Ukraina dalam konfliknya melawan Rusia telah menciptakan ancaman terhadap kesiapan militernya sendiri jika terjadi perang dengan China.
“Amerika Serikat kemungkinan akan meningkatkan persyaratan stok pertahanannya setelah analisis konflik di Ukraina,” pungkas Bush.
Asisten Sekretaris Angkatan Darat AS untuk Akuisisi, Logistik, dan Teknologi Douglas Bush menjelaskan hal itu pada Jumat (3/3/2023).
“Saya pikir pandangan bersama yang lebih luas adalah pertarungan dengan China akan menjadi pertarungan amunisi presisi,” ungkap Bush saat wawancara dengan Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS).
“Konflik seperti itu akan membutuhkan amunisi presisi tinggi untuk pertempuran udara-ke-udara, udara-ke-laut dan permukaan,” papar Bush.
Menurut dia, senjata presisi adalah sistem yang rumit untuk diproduksi, yang dapat menimbulkan tantangan.
“Kawasan Indo-Pasifik adalah salah satu yang paling sulit di dunia untuk mempertahankan operasi tempur berskala besar,” ujar Bush juga.
“Namun, tidak ada yang lebih siap menghadapi tantangan itu selain Amerika Serikat,” tegas Bush.
Pada bulan Januari, CSIS merilis penelitian yang mengklaim dukungan AS untuk Ukraina dalam konfliknya melawan Rusia telah menciptakan ancaman terhadap kesiapan militernya sendiri jika terjadi perang dengan China.
“Amerika Serikat kemungkinan akan meningkatkan persyaratan stok pertahanannya setelah analisis konflik di Ukraina,” pungkas Bush.
(sya)