Raisi Sebut 'Musuh' Iran di Balik Serangan Racun Siswi Sekolah, Tuding AS?

Jum'at, 03 Maret 2023 - 21:47 WIB
loading...
Raisi Sebut Musuh Iran...
Presiden Iran Ebrahim Raisi menyebut musuh Iran di balik serangan racun terhadap siswi sekolah. Foto/Al Arabiya
A A A
TEHERAN - Gelombang serangan racun yang terus berlanjut terhadap siswi di Iran adalah plot oleh "musuh" Teheran untuk menciptakan ketakutan di sekolah-sekolah negara itu. Tudingan itu dilontarkanPresiden Iran, Ebrahim Raisi.

“Musuh ingin menciptakan ketakutan di sekolah-sekolah dan menciptakan kekacauan di berbagai bidang melalui ketidakamanan dan atmosfir ketakutan dan keputusasaan,” kata Raisi seperti dikutip kantor berita negara, IRNA, dalam komentar pertamanya tentang masalah tersebut seperti dikutip dari Al Arabiya, Jumat (3/3/2023).

Dia tidak menyebutkan nama negara tertentu, tetapi pejabat Iran sering menggunakan istilah "musuh" untuk menyebut Amerika Serikat (AS) dan Israel.



Raisi mengatakan dia telah menugaskan Menteri Dalam Negeri serta intelijen untuk menyelidiki peracunan dan menggagalkan konspirasi ini dengan laporan yang cepat dan akurat kepada masyarakat.

Ratusan kasus gangguan pernapasan telah dilaporkan terjadi di kalangan siswi di seluruh Iran dalam tiga bulan terakhir. Seorang pejabat pemerintah mengatakan keracunan itu bisa menjadi upaya untuk memaksa penutupan sekolah anak perempuan di negara tersebut.

Pemerintah AS dan Jerman telah menyatakan keprihatinan yang mendalam atas laporan serangan racun dan meminta Iran untuk menyelidiki insiden tersebut.

Sebagai tanggapan, Menteri Luar Negeri Iran mengutuk reaksi "intervensi" Washington dan Berlin, menuduh mereka melanjutkan "perang gabungan musuh" terhadap Iran.

“Bangsa Iran yang hebat sangat mengenal air mata buaya!” tulis Hossein Amir-Abdollahian di Twitter.



Sebelumnya pada hari Kamis, 21 mahasiswi dibawa ke rumah sakit setelah diracuni di asrama mereka di kota Karaj, sementara setidaknya 10 sekolah perempuan menjadi sasaran serangan racun di kota Teheran dan Ardebil pada hari Rabu.

Beberapa warga Iran, termasuk aktivis terkemuka, menuduh rezim bertanggung jawab atas serangan itu. Mereka percaya bahwa peracunan, yang terjadi lebih dari lima bulan setelah protes yang menyebar ke seluruh Iran setelah kematian Mahisa Amini, disengaja dan merupakan bentuk "balas dendam" terhadap siswi karena berpartisipasi dalam aksi protes.

Mahisa Amini meninggal pada 16 September setelah penangkapannya oleh polisi moralitas di Teheran karena diduga melanggar aturan berpakaian negara untuk wanita yang ketat. Kematiannya memicu protes berbulan-bulan yang dengan cepat meningkat menjadi seruan untuk menggulingkan Republik Islam.

Para siswi di seluruh Iran bergabung dalam aksi protes tersebut, dengan banyak video di media sosial menunjukkan mereka melepas jilbab dan meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah, termasuk di lingkungan sekolah.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1360 seconds (0.1#10.140)