Ratusan Gadis Iran Diracun Biar Tidak Masuk Sekolah
loading...
A
A
A
TEHERAN - Anak-anak perempuan di Iran sengaja di racun dengan menggunakan "senyawa kimia" agar mereka tidak masuk sekolah. Hal itu diungkapkan seorang seorang pejabat tinggi Iran.
"Orang-orang tertentu meminta penutupan semua sekolah, terutama sekolah anak perempuan," kata Wakil Menteri Kesehatan Iran Younes Panahi tanpa memberikan rincian lebih lanjut seperti dilansir dari Independent, Selasa (28/2/2023).
Sebelumnya ratusan kasus keracunan pernapasan telah dilaporkan di kalangan siswi sejak November tahun lalu, terutama di kota teologi Qom. Keracunan telah menyebabkan puluhan gadis dirawat di rumah sakit.
Setidaknya 14 sekolah di empat kota telah menjadi sasaran, termasuk Ibu Kota Teheran dan kota Ardebil di barat laut.
Insiden itu pertama kali dilaporkan di Qom, yang merupakan rumah bagi ulama dan seminari teologi Iran. Terletak 100 mil selatan ibukota.
Awal bulan ini, orang tua siswa yang sakit berkumpul di luar kegubernuran Qom untuk “menuntut penjelasan” dari pejabat pendidikan.
“Kami tidak ingin sekolah yang tidak aman” dan “sekolah harus diamankan”, teriak ratusan pengunjuk rasa.
Para korban melaporkan gejala mual, sakit kepala, batuk, kesulitan bernapas, dan jantung berdebar-debar.
Wakil Gubernur Provinsi Lorestan, Majid Monemi, pada hari Minggu dilaporkan mengatakan bahwa 50 anak perempuan di sebuah sekolah menengah atas di Borujerd diracuni.
"Orang-orang tertentu meminta penutupan semua sekolah, terutama sekolah anak perempuan," kata Wakil Menteri Kesehatan Iran Younes Panahi tanpa memberikan rincian lebih lanjut seperti dilansir dari Independent, Selasa (28/2/2023).
Sebelumnya ratusan kasus keracunan pernapasan telah dilaporkan di kalangan siswi sejak November tahun lalu, terutama di kota teologi Qom. Keracunan telah menyebabkan puluhan gadis dirawat di rumah sakit.
Setidaknya 14 sekolah di empat kota telah menjadi sasaran, termasuk Ibu Kota Teheran dan kota Ardebil di barat laut.
Insiden itu pertama kali dilaporkan di Qom, yang merupakan rumah bagi ulama dan seminari teologi Iran. Terletak 100 mil selatan ibukota.
Awal bulan ini, orang tua siswa yang sakit berkumpul di luar kegubernuran Qom untuk “menuntut penjelasan” dari pejabat pendidikan.
“Kami tidak ingin sekolah yang tidak aman” dan “sekolah harus diamankan”, teriak ratusan pengunjuk rasa.
Para korban melaporkan gejala mual, sakit kepala, batuk, kesulitan bernapas, dan jantung berdebar-debar.
Wakil Gubernur Provinsi Lorestan, Majid Monemi, pada hari Minggu dilaporkan mengatakan bahwa 50 anak perempuan di sebuah sekolah menengah atas di Borujerd diracuni.