3 Pemimpin Negara Muslim yang Dieksekusi Mati, Salah Satunya oleh Taliban

Kamis, 23 Februari 2023 - 17:15 WIB
loading...
3 Pemimpin Negara Muslim yang Dieksekusi Mati, Salah Satunya oleh Taliban
3 Pemimpin Negara Muslim yang Dieksekusi Mati, Salah Satunya oleh Taliban. FOTO/Reuters
A A A
JAKARTA - Menurut catatan sejarah, setidaknya ada tiga pemimpin negara muslim yang dieksekusi mati pada zaman modern ini. Salah satunya dilakukan oleh kelompok Islam garis keras, Taliban.

Ada beberapa sebab mengapa eksekusi mati itu bisa terjadi. Salah satunya adalah kegagalan membawa sebuah negara menuju kesejahteraan. Tercatat, sejumlah pemimpin negara justru dianggap gagal memimpin rakyatnya. Hal ini dibuktikan oleh banyaknya tekanan unjuk rasa, hingga meletusnya pemberontakan dari pihak oposisi.

Pada keadaan tersebut, beberapa pemimpin negara ini bahkan dieksekusi mati akibat tindakan-tindakan yang dilakukannya. Berikut tiga pemimpin negara muslim yang dieksekusi mati.



1. Saddam Husein
Saddam Hussein pernah menjadi Presiden Irak pada periode 1979 hingga 2003. Mengutip laman Sky History, Kamis (23/2/2023), dalam riwayatnya dia dikenal sebagai diktator Timur Tengah yang cukup terkenal.

Lahir dari keluarga petani dekat Tikrit, Saddam telah menerapkan ideologi nasionalis Arab anti-Inggris. Gagal menyelesaikan pendidikan SMA, dia bergabung dengan Partai Ba’ath di Baghdad.

Pada 1963, Partai Ba’ath menggulingkan kekuasaan Perdana Menteri Abdel-Karim Qassem. Seiring waktu, Saddam mulai memiliki pengaruh yang cukup kuat di partai ini hingga mengantarkannya menjadi Presiden Irak pada 1979.

Pada pemerintahannya, dia pernah menyatakan perang terhadap Iran serta mengklaim Kuwait sebagai bagian dari wilayahnya. Akan tetapi, kekuasaan Saddam setelahnya juga mulai goyah.

Pada November 2002, PBB mengesahkan resolusi 1441 yang menyatakan Irak telah melanggar ketentuan DK PBB terkait pelucutan senjata non-konvensional. Saddam yang terus menentang pada akhirnya menerima konsekuensi Amerika Serikat yang menginvasi Irak.

Sempat hidup dalam pelarian, Saddam pada akhirnya tertangkap. Pada 5 November 2006, dia dinyatakan bersalah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dan dijatuhi hukuman gantung. Tepat pada 30 Desember 2006, sang diktator ini dieksekusi mati dengan hukuman gantung.



2. Mohammad Najibullah
Mohammad Najibullah merupakan presiden Afghanistan yang berkuasa pada periode 1986 hingga 1992. Mengutip laman Foreign Policy, dia menjadi salah satu tokoh paling kontroversial bagi negaranya.

Saat masih muda, Najibullah menjadi mahasiswa kedokteran di Kabul. Namun, dia bergabung dengan Partai Demokratik Rakyat Afghanistan yang berhaluan komunis.

Pada 1978, partai tersebut melancarkan kudeta berdarah terhadap Presiden Mohammed Daoud Khan. Seiring waktu, Najibullah pun turut mendapat kepercayaan dengan menduduki berbagai jabatan penting.

Sempat menjadi kepala polisi rahasia, Najibullah naik ke tampuk kekuasaan Afghanistan pada tahun 1986. Akan tetapi, pemerintahannya tak bertahan lama karena banyak kelompok pemberontak yang menuntutnya mundur.

Pada tahun 1992, dia terpaksa mundur dan sempat bersembunyi kompleks kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk beberapa tahun. Namun, pada 27 September 1996 muncul kelompok Taliban yang langsung mengeksekusi Najibullah.

Tak hanya membunuhnya dengan brutal, mereka bahkan menyeret tubuhnya yang berlumuran darah di belakang truk melewati jalanan Kabul.



3. Moammar Khadafi
Pada 20 oktober 2011, Moammar Khadafi ditangkap dan dieksekusi oleh pemberontak di dekat kampung halamannya, Sirte. Mengutip laman History, pemerintahannya dianggap banyak pelanggaran HAM terhadap rakyatnya sendiri.

Setelah berkuasa puluhan tahun, Khadafi mulai melihat rezimnya runtuh pada Februari 2011. Saat itu, muncul banyak protes anti-pemerintah di Libya.

Dia menyebut akan menindak keras para demonstran ataupun pemberontak. Namun, pada Agustus 2011 pasukan pemberontak mendapat bantuan dari NATO. Hal ini membuat mereka bisa menguasai Tripoli.

Sempat bersembunyi, pada akhirnya dia ditangkap dan langsung dibunuh oleh pasukan pemberontak sekitar 20 Oktober 2011.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2032 seconds (0.1#10.140)