Pertama di Dunia, China Uji Teknologi Rudal Serangan Luar Angkasa Hantu
loading...
A
A
A
“Simulasi dapat dengan mudah ditingkatkan untuk memasukkan lebih banyak pesawat luar angkasa yang dapat membanjiri jaringan pertahanan rudal yang canggih dan membuka musuh hingga serangan lanjutan dengan rudal asli,” ungkap para peneliti.
“Masih banyak detail lainnya yang tidak kami bahas dalam makalah ini,” tulis tim peneliti tersebut.
Terobosan itu terjadi meskipun Beijing telah berulang kali menyatakan sikap menentang militerisasi ruang angkasa.
Pemerintah China menuduh AS "menghalangi" inisiatif kontrol senjata luar angkasa yang dipimpin oleh China dan Rusia, dan "lebih memperburuk tren mengubah luar angkasa menjadi senjata dan medan perang."
“Namun, tidak seperti AS, China tidak secara resmi menetapkan luar angkasa sebagai domain perang, dan penelitian terbaru sepertinya tidak akan pernah digunakan untuk melawan musuh setingkat seperti AS,” papar seorang ilmuwan antariksa di Beijing kepada South China Morning Post.
“Kekuatan luar angkasa hantu ini sepertinya tidak akan pernah digunakan untuk melawan lawan yang kuat,” ujar ilmuwan itu, mengutip risiko pembalasan nuklir karena radar menunjukkan hulu ledak palsu menghujani.
Sebaliknya, dia mengklaim, "Itu akan berfungsi sebagai pencegahan strategis."
“Masih banyak detail lainnya yang tidak kami bahas dalam makalah ini,” tulis tim peneliti tersebut.
Terobosan itu terjadi meskipun Beijing telah berulang kali menyatakan sikap menentang militerisasi ruang angkasa.
Pemerintah China menuduh AS "menghalangi" inisiatif kontrol senjata luar angkasa yang dipimpin oleh China dan Rusia, dan "lebih memperburuk tren mengubah luar angkasa menjadi senjata dan medan perang."
“Namun, tidak seperti AS, China tidak secara resmi menetapkan luar angkasa sebagai domain perang, dan penelitian terbaru sepertinya tidak akan pernah digunakan untuk melawan musuh setingkat seperti AS,” papar seorang ilmuwan antariksa di Beijing kepada South China Morning Post.
“Kekuatan luar angkasa hantu ini sepertinya tidak akan pernah digunakan untuk melawan lawan yang kuat,” ujar ilmuwan itu, mengutip risiko pembalasan nuklir karena radar menunjukkan hulu ledak palsu menghujani.
Sebaliknya, dia mengklaim, "Itu akan berfungsi sebagai pencegahan strategis."
(sya)