Iran Bakal Eksekusi Mati 3 Demonstran, Didakwa Memusuhi Tuhan
loading...
A
A
A
"Ini adalah salah satu momen langka di ruang web Persia saya untuk melihat orang-orang di Instagram dan Twitter berkumpul bersama membicarakan satu alasan, terutama argumen politik."
Politisi dan selebritas juga bereaksi terhadap putusan Mahakmah Agung.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump via Twitter ikut mengomentari ancaman eksekusi tiga pemuda Iran tersebut. "Tiga orang dijatuhi hukuman mati di Iran karena berpartisipasi dalam protes. Eksekusi diyakini sebentar lagi."
"Mengeksekusi tiga orang ini mengirimkan sinyal mengerikan ke dunia dan tidak boleh dilakukan!," lanjut Trump.
Mantan anggota parlemen Mahmud Sadeghi menulis di Twitter; "(Ketika) kami tidak mengakui hak untuk protes damai dan hukum, tanah untuk protes kekerasan disediakan."
Pembuat film pemenang Oscar Asghar Farhadi menulis; "Jangan membuat orang lebih pahit di masa sedih ini."
Diana Eltahawy dari Amnesty International mengatakan; "Sistem peradilan pidana Iran yang sangat cacat secara sistematis bergantung pada bukti palsu termasuk 'pengakuan' yang diperoleh dari penyiksaan dan perlakuan buruk lainnya untuk mendapatkan hukuman pidana."
Sementara itu, ada laporan bahwa internet melambat di Iran ketika kemarahan publik meningkat. (Baca juga: Kasus Surat Jalan Djoko Tjandra, Bukti Masih Ada Aparat yang Manfaatkan Jabatan )
Pemerintah sebelumnya membatasi akses internet ketika menghadapi perbedaan pendapat internal.
Iran memiliki jumlah eksekusi tertinggi di antara negara mana pun di dunia setelah China. Sekitar 250 orang terbunuh oleh eksekusi mati tahun lalu.
Politisi dan selebritas juga bereaksi terhadap putusan Mahakmah Agung.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump via Twitter ikut mengomentari ancaman eksekusi tiga pemuda Iran tersebut. "Tiga orang dijatuhi hukuman mati di Iran karena berpartisipasi dalam protes. Eksekusi diyakini sebentar lagi."
"Mengeksekusi tiga orang ini mengirimkan sinyal mengerikan ke dunia dan tidak boleh dilakukan!," lanjut Trump.
Mantan anggota parlemen Mahmud Sadeghi menulis di Twitter; "(Ketika) kami tidak mengakui hak untuk protes damai dan hukum, tanah untuk protes kekerasan disediakan."
Pembuat film pemenang Oscar Asghar Farhadi menulis; "Jangan membuat orang lebih pahit di masa sedih ini."
Diana Eltahawy dari Amnesty International mengatakan; "Sistem peradilan pidana Iran yang sangat cacat secara sistematis bergantung pada bukti palsu termasuk 'pengakuan' yang diperoleh dari penyiksaan dan perlakuan buruk lainnya untuk mendapatkan hukuman pidana."
Sementara itu, ada laporan bahwa internet melambat di Iran ketika kemarahan publik meningkat. (Baca juga: Kasus Surat Jalan Djoko Tjandra, Bukti Masih Ada Aparat yang Manfaatkan Jabatan )
Pemerintah sebelumnya membatasi akses internet ketika menghadapi perbedaan pendapat internal.
Iran memiliki jumlah eksekusi tertinggi di antara negara mana pun di dunia setelah China. Sekitar 250 orang terbunuh oleh eksekusi mati tahun lalu.