Korut Tembakkan Rudal Balistik Jarak Jauh ke Laut Timur
loading...
A
A
A
SEOUL - Korea Utara (Korut) diduga menembakkan rudal balistik jarak jauh ke arah Laut Timur pada Sabtu (18/2/2023). Menurut militer Korea Selatan (Korsel), ini merupakan provokasi rudal kedua Korut di tahun ini.
Kepala Staf Gabungan (JCS) mengatakan, pihaknya mendeteksi peluncuran dari daerah Sunan di Pyongyang pada pukul 17:22. JSC tidak segera memberikan rincian lainnya.
"Sementara memperkuat pemantauan dan kewaspadaannya, militer kami mempertahankan postur kesiapan penuh dalam kerja sama yang erat dengan Amerika Serikat," kata JCS dalam pesan teks yang dikirimkan kepada wartawan, seperti dikutip dari Yonhap.
Korut sebelumnya menembakkan rudal balistik jarak pendek pada 1 Januari. Peluncuran terakhir terjadi dua hari setelah Kementerian Pertahanan Korsel menerbitkan buku putih barunya yang mengembalikan referensi ke rezim dan militer Korut sebagai "musuh".
Beberapa pengamat mengemukakan kemungkinan bahwa peluncuran itu dapat dilakukan sebagai protes atas serangkaian rencana Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) untuk mengadakan latihan militer tingkat tinggi.
Sekutu berencana untuk melakukan latihan di atas meja di Pentagon minggu depan, di bawah skenario penggunaan nuklir oleh Korea Utara. Mereka juga dijadwalkan untuk mengadakan latihan reguler musim semi Freedom Shield bulan depan.
Pada hari Jumat, Kementerian Luar Negeri Pyongyang memperingatkan Korea Selatan dan AS akan menghadapi tindakan balasan yang "gigih dan kuat" yang belum pernah terjadi sebelumnya jika mereka terus maju dengan latihan militer gabungan yang direncanakan.
Kementerian Pertahanan Korsel mengatakan kepada parlemen, bahwa Korut dapat terlibat dalam berbagai provokasi, seperti peluncuran roket, karena telah mendorong pengembangan rudal balistik antarbenua baru dan menempatkan satelit pengintai militer ke orbit.
Kepala Staf Gabungan (JCS) mengatakan, pihaknya mendeteksi peluncuran dari daerah Sunan di Pyongyang pada pukul 17:22. JSC tidak segera memberikan rincian lainnya.
"Sementara memperkuat pemantauan dan kewaspadaannya, militer kami mempertahankan postur kesiapan penuh dalam kerja sama yang erat dengan Amerika Serikat," kata JCS dalam pesan teks yang dikirimkan kepada wartawan, seperti dikutip dari Yonhap.
Korut sebelumnya menembakkan rudal balistik jarak pendek pada 1 Januari. Peluncuran terakhir terjadi dua hari setelah Kementerian Pertahanan Korsel menerbitkan buku putih barunya yang mengembalikan referensi ke rezim dan militer Korut sebagai "musuh".
Beberapa pengamat mengemukakan kemungkinan bahwa peluncuran itu dapat dilakukan sebagai protes atas serangkaian rencana Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) untuk mengadakan latihan militer tingkat tinggi.
Sekutu berencana untuk melakukan latihan di atas meja di Pentagon minggu depan, di bawah skenario penggunaan nuklir oleh Korea Utara. Mereka juga dijadwalkan untuk mengadakan latihan reguler musim semi Freedom Shield bulan depan.
Pada hari Jumat, Kementerian Luar Negeri Pyongyang memperingatkan Korea Selatan dan AS akan menghadapi tindakan balasan yang "gigih dan kuat" yang belum pernah terjadi sebelumnya jika mereka terus maju dengan latihan militer gabungan yang direncanakan.
Kementerian Pertahanan Korsel mengatakan kepada parlemen, bahwa Korut dapat terlibat dalam berbagai provokasi, seperti peluncuran roket, karena telah mendorong pengembangan rudal balistik antarbenua baru dan menempatkan satelit pengintai militer ke orbit.
(esn)