Larang Huawei, Inggris Bantah Dipengaruhi Trump

Kamis, 16 Juli 2020 - 00:59 WIB
loading...
Larang Huawei, Inggris...
Inggris membantah dipengaruhi Presiden AS Donald Trump saat memutuskan melarang peralatan Huawei dalam jaringan 5G. Foto/Ilustrasi/Sindonews
A A A
LONDON - Inggris mengaku keputusannya untuk melarang peralatan jaringan 5G dari Huawei tidak dipengaruhi oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Hal itu diungkapkan oleh seorang menteri Inggris.

"Kita semua tahu Donald Trump, bukan?" kata Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock kepada Sky News.

"Semua orang dapat mencoba mengklaim kredit atas keputusan tersebut, tetapi ini didasarkan pada penilaian teknis oleh Pusat Keamanan Cyber Nasional," jelasnya seperti dikutip dari Business Insider, Kamis (16/7/2020).

Hancock menanggapi pertanyaan tentang komentar Trump tentang perubahan kebijakan. Pemimpin AS Selasa lalu mengatakan bahwa dialah yang meyakinkan negara-negara seperti Inggris untuk melarang Huawei.

"Kami meyakinkan banyak negara, banyak negara, saya melakukan ini sendiri sebagian besar, tidak menggunakan Huawei, karena kami pikir itu adalah risiko keamanan yang tidak aman, ini adalah risiko keamanan yang besar," kata Trump, menurut Reuters.

Keputusan Inggris ini diambil setelah ketegangan dengan China meningkat setelah undang-undang keamanan nasional baru yang diberlakukan di Hong Kong. London pun menawarkan 3 juta penduduk Hong Kong kewarganegaraan Inggris.(Baca: Inggris Tawarkan Kewarganegaraan kepada Tiga Juta Warga Hong Kong )

Duta Besar China untuk Inggris Liu Xiaoming bereaksi keras terhadap keputusan itu. Menurut Liu langkah itu merupakan campur tangan kotor dalam urusan dalam negeri China.(Baca: China Murka Inggris Tawarkan Kewarganegaraan pada Penduduk Hong Kong )
(ber)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
4 Isi Gencatan Rusia...
4 Isi Gencatan Rusia dan Ukraina yang Diajukan AS, Tidak Ada Perang Selama 30 Hari
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
Kondisi Genetik Langka,...
Kondisi Genetik Langka, Gadis Ini Tak Merasakan Sakit Bahkan usai Ditabrak Mobil
Hamas Senang Trump Cabut...
Hamas Senang Trump Cabut Rencana AS Usir Warga Gaza
Ukraina Kehabisan Rudal...
Ukraina Kehabisan Rudal ATACMS Amerika untuk Melawan Rusia
Trump Peringatkan Putin:...
Trump Peringatkan Putin: Menolak Gencatan Senjata Akan Sangat Menghancurkan bagi Rusia
Donald Trump: Tidak...
Donald Trump: Tidak Ada yang Mengusir Rakyat Palestina dari Gaza
Ukraina Setuju Gencatan...
Ukraina Setuju Gencatan Senjata 30 Hari, Ini Respons Rusia
7 Fakta Donald Trump...
7 Fakta Donald Trump Memecat Tentara Transgender AS, dari 12.000 Prajurit LGBT hingga Bumerang Kepalsuan
Rekomendasi
Partai Perindo Pacu...
Partai Perindo Pacu Pengembangan OKU Timur untuk Sejahterakan Rakyat
Krakatau Steel dan Pindad...
Krakatau Steel dan Pindad Perkuat Sinergi untuk Kemandirian Industri Pertahanan
Transaksi Pembelian...
Transaksi Pembelian Beton Kini Lebih Mudah dengan Dompet Digital
Berita Terkini
Mahkamah Internasional...
Mahkamah Internasional Gelar Sidang Terbuka Kewajiban Israel di Wilayah Palestina yang Diduduki
14 menit yang lalu
Bosnia Buru Presiden,...
Bosnia Buru Presiden, Perdana Menteri dan Ketua Parlemen Republika Srpska
52 menit yang lalu
Penjualan Mobil Anjlok,...
Penjualan Mobil Anjlok, Volkswagen akan Produksi Senjata dan Peralatan Militer
1 jam yang lalu
Putin Kunjungi Wilayah...
Putin Kunjungi Wilayah Kursk Rusia, Seru Militer Kalahkan Ukraina Secepatnya
2 jam yang lalu
4 Isi Gencatan Rusia...
4 Isi Gencatan Rusia dan Ukraina yang Diajukan AS, Tidak Ada Perang Selama 30 Hari
3 jam yang lalu
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
3 jam yang lalu
Infografis
Inggris-Prancis Siap...
Inggris-Prancis Siap Pimpin Koalisi Tentara ke Ukraina
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved