Jerman Bakal Produksi Lagi Amunisi Tank Anti-Pesawat Gepard untuk Ukraina
loading...
A
A
A
BRUSSELS - Jerman akan memproduksi kembali amunisi untuktank anti-pesawat Gepard yang telah dikirim ke Ukraina .
Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius menyampaikan hal itu pada Selasa (14/2/2023) sebelum pertemuan dengan para menteri NATO di Brussels.
Dia mengatakan kontrak telah ditandatangani dengan Rheinmetall untuk memproduksi kembali amunisi tersebut.
“Kami akan segera memulai produksi amunisi Gepard kami sendiri di Rheinmetall. Saya sangat senang kami dapat menjamin pengiriman bagian penting dari pertahanan udara ini,” kata Pistorius, seperti dikutip Reuters.
Jerman telah mencoba selama berbulan-bulan untuk menemukan amunisi baru yang cocok untuk sistem anti-pesawat Gepard yang telah dinonaktifkan oleh militernya sendiri pada tahun 2010.
Sementara itu, pada hari yang sama, Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenberg menegaskan kembali bahwa aliansi harus memastikan Ukraina mendapatkan senjata yang dibutuhkannya untuk memenangkan perang melawan invasi Rusia.
Menurutnya, Presiden Rusia Vladimir Putin tidak mempersiapkan perdamaian melainkan mempersiapkan lebih banyak perang.
“Kami tidak melihat tanda-tanda bahwa Presiden Putin sedang mempersiapkan perdamaian, yang kami lihat sebaliknya, dia sedang mempersiapkan lebih banyak perang, ofensif baru, dan serangan baru,” kata Stoltenberg.
“Ini adalah perang gesekan, oleh karena itu pertempuran logistik,” imbuh Stoltenberg, merujuk pada kebutuhan Ukraina akan lebih banyak senjata dan pembicaraan tentang kemungkinan menyediakan pesawat untuk Ukraina.
Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius menyampaikan hal itu pada Selasa (14/2/2023) sebelum pertemuan dengan para menteri NATO di Brussels.
Dia mengatakan kontrak telah ditandatangani dengan Rheinmetall untuk memproduksi kembali amunisi tersebut.
“Kami akan segera memulai produksi amunisi Gepard kami sendiri di Rheinmetall. Saya sangat senang kami dapat menjamin pengiriman bagian penting dari pertahanan udara ini,” kata Pistorius, seperti dikutip Reuters.
Jerman telah mencoba selama berbulan-bulan untuk menemukan amunisi baru yang cocok untuk sistem anti-pesawat Gepard yang telah dinonaktifkan oleh militernya sendiri pada tahun 2010.
Sementara itu, pada hari yang sama, Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenberg menegaskan kembali bahwa aliansi harus memastikan Ukraina mendapatkan senjata yang dibutuhkannya untuk memenangkan perang melawan invasi Rusia.
Menurutnya, Presiden Rusia Vladimir Putin tidak mempersiapkan perdamaian melainkan mempersiapkan lebih banyak perang.
“Kami tidak melihat tanda-tanda bahwa Presiden Putin sedang mempersiapkan perdamaian, yang kami lihat sebaliknya, dia sedang mempersiapkan lebih banyak perang, ofensif baru, dan serangan baru,” kata Stoltenberg.
“Ini adalah perang gesekan, oleh karena itu pertempuran logistik,” imbuh Stoltenberg, merujuk pada kebutuhan Ukraina akan lebih banyak senjata dan pembicaraan tentang kemungkinan menyediakan pesawat untuk Ukraina.
(min)