Ribuan Wanita Hamil Rusia Berburu Paspor Argentina, Ada Apa?

Minggu, 12 Februari 2023 - 11:48 WIB
loading...
Ribuan Wanita Hamil Rusia Berburu Paspor Argentina, Ada Apa?
Ribuan wanita hamil Rusia berburu paspor Argentin. Foto/Ilustrasi/Sindonews
A A A
BUENOS AIRES - Otoritas Argentina mengatakan bahwa lebih dari 5.000 wanita hamil asal Rusia telah memasuki negara itu dalam beberapa bulan terakhir, termasuk 33 orang dalam satu penerbangan pada Kamis lalu.

Menurut badan migrasi Argentina, kedatangan terakhir dari para wanita hamil asal Rusia itu semuanya terjadi pada minggu-minggu terakhir kehamilan.

Diyakini para wanita itu ingin memastikan bayi mereka lahir di Argentina untuk mendapatkan kewarganegaraan Argentina.

Kepala badan migrasi Argentina, Florencia Carignano, kepada media setempat mengungkapkan dari 33 perempuan yang tiba di ibu kota Argentina dalam satu penerbangan pada Kamis lalu, tiga diantaranya ditahan karena "masalah dengan dokumentasi mereka." Mereka bergabung dengan tiga lainnya yang tiba pada hari sebelumnya.

Menurutnya para wanita Rusia itu awalnya mengklaim bahwa mereka mengunjungi Argentina sebagai turis.

"Dalam kasus ini terdeteksi bahwa mereka tidak datang ke sini untuk terlibat dalam kegiatan pariwisata. Mereka mengakuinya sendiri," ungkapnya seperti dikutip dari BBC, Minggu (12/2/2023).

Dia mengatakan para wanita Rusia ingin anak-anak mereka memiliki kewarganegaraan Argentina karena memberi lebih banyak kebebasan daripada paspor Rusia.

Memiliki anak Argentina juga mempercepat proses kewarganegaraan bagi orang tua.



"Masalahnya adalah mereka datang ke Argentina, mendaftarkan anak-anak mereka sebagai orang Argentina dan pergi. Paspor kami sangat aman di seluruh dunia. Ini memungkinkan (pemegang paspor) untuk memasuki 171 negara tanpa visa," jelas Carignano.

Untuk diketahui, saat ini, orang Rusia hanya dapat melakukan perjalanan bebas visa ke 87 negara.

Seorang pengacara untuk tiga wanita Rusia yang ditahan pada hari Kamis mengatakan bahwa penahanan mereka salah prosedur, karena mereka dicurigai sebagai "turis palsu".

"Ini adalah istilah yang tidak ada dalam undang-undang kami," kata Christian Rubilar.

"Para wanita yang tidak melakukan kejahatan, yang tidak melanggar hukum migrasi, secara ilegal dirampas kebebasannya," tambahnya.

Para wanita itu kini telah dibebaskan.

Sementara itu media Argengtina, La Nacion, mengaitkan peningkatan dramatis kedatangan warga Rusia dengan perang di Ukraina.



"Selain melarikan diri dari perang dan layanan kesehatan negara mereka, (wanita Rusia) juga tertarik dengan (hak) masuk bebas visa mereka ke Argentina seperti oleh obat-obatan berkualitas tinggi dan berbagai rumah sakit," tulis media itu.

"Wisata kelahiran" oleh warga Rusia ke Argentina tampaknya menjadi praktik yang menguntungkan dan telah berlangsung lama.

Sebuah situs web berbahasa Rusia yang dilihat oleh BBC menawarkan berbagai paket untuk ibu hamil yang ingin melahirkan di Argentina. Situs web mengiklankan layanan seperti rencana kelahiran yang dipersonalisasi, penjemputan di bandara, pelajaran bahasa Spanyol, dan diskon biaya menginap di "rumah sakit terbaik di ibu kota Argentina".

Paket berkisar dari "kelas ekonomi", mulai dari USD5.000 atau sekitar Rp75,9 juta, hingga "kelas satu" mulai dari $15.000 (Rp227,8 juta).

Situs web mengatakan pendirinya telah memfasilitasi wisata kelahiran dan menawarkan dukungan migrasi sejak 2015, dan perusahaan itu mengatakan "100% orang Argentina".

Pada hari Sabtu, La Nacion melaporkan bahwa polisi Argentina telah melakukan penggerebekan sebagai bagian dari penyelidikan terhadap "bisnis jutaan dolar dan jaringan gelap" yang diduga memberikan dokumen palsu kepada wanita hamil Rusia dan pasangannya yang dikeluarkan dalam waktu singkat untuk memungkinkan mereka menetap di Argentina.

Polisi mengatakan geng tersebut mengenakan biaya hingga USD35.000 (Rp531,5 juta) untuk layanan tersebut.

Tidak ada penangkapan yang dilakukan, tetapi polisi dikatakan telah menyita laptop dan tablet serta dokumen imigrasi dan sejumlah besar uang tunai.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2009 seconds (0.1#10.140)