Momen 20 Tahun AS Invasi Irak: Hoaks Senjata Pemusnah Massal dan Amerika Kebal Hukum
loading...
A
A
A
BAGHDAD - Tahun 2003 atau 20 tahun silam, Amerika Serikat (AS), menginvasi Irak dan menggulingkan Presiden Saddam Hussein. Washington menuduh Baghdad memiliki senjata pemusnah massal, yang ternyata klaim bohong alias hoaks yang dibuat Amerika, sebagai dalih meluncurkan perang.
Tepat pada 5 Februari 2003, Menteri Luar Negeri AS saat itu Colin Powell berpidato di Dewan Keamanan PBB, di mana dia menunjukkan apa yang dia klaim sebagai bukti senjata pemusnah massal Irak, termasuk senjata biologis.
Untuk mendukung klaim palsunya itu, Powell memamerkan sebotol kecil bubuk putih, yang dianggap mewakili antraks. Dia lantas memberi tahu Dewan Keamanan (DK) PBB bahwa AS tidak punya pilihan lain selain berperang.
Inggris, Australia, dan Polandia sebagai sekutu utama AS, ikut ambil bagian dalam invasi tersebut. Saddam Hussein digulingkan dan digantung oleh pengadilan pemerintah baru Irak.
Faktanya, tidak ada senjata pemusnah massal yang pernah ditemukan di Irak.
Ironisnya lagi, para pemimpin negara-negara agresor saat itu termasuk George W Bush dan Tony Blair tidak pernah dituntut secara hukum. Juga tak ada sanksi pada negara-negara penginvasi Irak.
Momen 20 tahun AS menginvasi Irak ini menjadi kesempatan bagi para politisi Rusia untuk mencerca Washington.
Ketua Duma Negara (Parlemen) Rusia Vyacheslav Volodin pada Minggu (5/2/2023) mendesak PBB membuka penyelidikan atas kejahatan Washington terhadap kemanusiaan di Irak.
Menulis di Telegram, Volodin memberikan kritik pedas terhadap apa yang dia gambarkan sebagai "kekaisaran kebohongan" Amerika.
Tepat pada 5 Februari 2003, Menteri Luar Negeri AS saat itu Colin Powell berpidato di Dewan Keamanan PBB, di mana dia menunjukkan apa yang dia klaim sebagai bukti senjata pemusnah massal Irak, termasuk senjata biologis.
Untuk mendukung klaim palsunya itu, Powell memamerkan sebotol kecil bubuk putih, yang dianggap mewakili antraks. Dia lantas memberi tahu Dewan Keamanan (DK) PBB bahwa AS tidak punya pilihan lain selain berperang.
Inggris, Australia, dan Polandia sebagai sekutu utama AS, ikut ambil bagian dalam invasi tersebut. Saddam Hussein digulingkan dan digantung oleh pengadilan pemerintah baru Irak.
Faktanya, tidak ada senjata pemusnah massal yang pernah ditemukan di Irak.
Ironisnya lagi, para pemimpin negara-negara agresor saat itu termasuk George W Bush dan Tony Blair tidak pernah dituntut secara hukum. Juga tak ada sanksi pada negara-negara penginvasi Irak.
Momen 20 tahun AS menginvasi Irak ini menjadi kesempatan bagi para politisi Rusia untuk mencerca Washington.
Ketua Duma Negara (Parlemen) Rusia Vyacheslav Volodin pada Minggu (5/2/2023) mendesak PBB membuka penyelidikan atas kejahatan Washington terhadap kemanusiaan di Irak.
Menulis di Telegram, Volodin memberikan kritik pedas terhadap apa yang dia gambarkan sebagai "kekaisaran kebohongan" Amerika.