Momen 20 Tahun AS Invasi Irak: Hoaks Senjata Pemusnah Massal dan Amerika Kebal Hukum
loading...
A
A
A
"Tanggal ini menandai salah satu penipuan terbesar komunitas global oleh Amerika Serikat," tulis Volodin.
Dia ingat bahwa selama pertemuan penting Dewan Keamanan PBB 20 tahun lalu, Powell menuduh Irak memproduksi senjata pemusnah massal, memberikan botol berisi bubuk putih sebagai bukti.
Powell, lanjut Volodin, saat itu mengatakan bahwa vial tersebut bisa digunakan untuk menyimpan antraks.
Volodin menggarisbawahi bahwa DK PBB tidak menyetujui invasi terhadap Irak, tapi AS dan sekutunya nekat menyerang negara tersebut.
"Setengah juta warga sipil menjadi korban, presiden dieksekusi, negara hilang,” tulis Volodin.
Dia mengatakan Powell jelas bahwa aksi menunjukkan botol di DK PBB yang terkenal kala itu adalah penipuan. Namun volodin mempertanyakan mengapa Washington tidak pernah dimintai pertanggungjawaban.
“Semua kebijakan Amerika Serikat dan kolektif Barat didasarkan pada kebohongan,” tegas Ketua Parlemen Rusia tersebut.
“PBB harus menyelidiki kejahatan Washington terhadap kemanusiaan. Dan pembuat keputusan harus dihukum atas jutaan korban, pengungsi, takdir yang hancur, negara yang hancur,” imbuh Volodin.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov sebelumnya juga mengatakan AS seharusnya tidak mengharapkan dunia untuk melupakan bahwa Washington menginvasi Irak tahun 2003 dan menggulingkan Presiden Saddam Hussein atas tuduhan palsu.
"Aksi Powell di PBB telah lama menjadi lambang kemunafikan dan keyakinan elite penguasa AS atas impunitasnya sendiri dan haknya yang tak tertandingi untuk secara angkuh mengajar seluruh dunia,” kata Ryabkov, seperti dikutip dari RIA Novosti.
Dia ingat bahwa selama pertemuan penting Dewan Keamanan PBB 20 tahun lalu, Powell menuduh Irak memproduksi senjata pemusnah massal, memberikan botol berisi bubuk putih sebagai bukti.
Powell, lanjut Volodin, saat itu mengatakan bahwa vial tersebut bisa digunakan untuk menyimpan antraks.
Volodin menggarisbawahi bahwa DK PBB tidak menyetujui invasi terhadap Irak, tapi AS dan sekutunya nekat menyerang negara tersebut.
"Setengah juta warga sipil menjadi korban, presiden dieksekusi, negara hilang,” tulis Volodin.
Dia mengatakan Powell jelas bahwa aksi menunjukkan botol di DK PBB yang terkenal kala itu adalah penipuan. Namun volodin mempertanyakan mengapa Washington tidak pernah dimintai pertanggungjawaban.
“Semua kebijakan Amerika Serikat dan kolektif Barat didasarkan pada kebohongan,” tegas Ketua Parlemen Rusia tersebut.
“PBB harus menyelidiki kejahatan Washington terhadap kemanusiaan. Dan pembuat keputusan harus dihukum atas jutaan korban, pengungsi, takdir yang hancur, negara yang hancur,” imbuh Volodin.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov sebelumnya juga mengatakan AS seharusnya tidak mengharapkan dunia untuk melupakan bahwa Washington menginvasi Irak tahun 2003 dan menggulingkan Presiden Saddam Hussein atas tuduhan palsu.
"Aksi Powell di PBB telah lama menjadi lambang kemunafikan dan keyakinan elite penguasa AS atas impunitasnya sendiri dan haknya yang tak tertandingi untuk secara angkuh mengajar seluruh dunia,” kata Ryabkov, seperti dikutip dari RIA Novosti.