Usai Al-Qur'an, Taurat Hendak Dibakar di Swedia tapi Dicegah Umat Islam
loading...
A
A
A
STOCKHOLM - Atas dalih kebebasan berekspresi, seorang pria Mesir yang tinggal di Swedia telah mengajukan izin ke polisi setempat untuk berdemo dengan membakar kitab suci Taurat di depan Kedutaan Israel di Stockholm. Namun, umat Islam setempat berhasil mencegahnya.
Kementerian Luar Negeri Swedia mengeklaim bahwa mereka berhasil membatalkan demonstrasi di depan Kedutaan Israel, yang seharusnya mencakup pembakaran gulungan Taurat.
Namun seorang rabi Swedia-Israel mengatakan kepada Jerusalem Post bahwa sebenarnya kepemimpinan dari komunitas muslim Swedia yang telah membantu membujuk pria Mesir itu untuk membatalkan demonstrasi provokatifnya.
Menurut media Swedia, seorang penulis Mesir yang tinggal di Swedia baru-baru ini mengajukan izin ke polisi setempat untuk demonstrasi membakar Taurat di depan Kedutaan
Israel.
Setelah rencana demo itu disiarkan radio Israel, Kementerian Luar Negeri Swedia bergegas mengeluarkan pernyataan. "Kami bertindak segera dan tegas untuk mencegah peristiwa yang mengejutkan dan memalukan itu terjadi," kata kementerian tersebut, seperti dikutip Jerusalem Post, Selasa (31/1/2023).
Apa yang Terjadi di Stockholm?
Menurut laporan media lokal, Kepolisian Stockholm sebenarnya berniat membiarkan aksi protes pria Mesir itu dilakukan karena dianggap sebagai kebebasan berekspresi. Selain
itu, sepekan sebelumnya, demonstrasi serupa terjadi di depan Kedutaan Turki, termasuk pembakaran salinan Al-Qur'an oleh politisi anti-Islam; Rasmus Paludan.
“Pembakaran gulungan Taurat dicegah berkat kepemimpinan komunitas Muslim di Swedia,” kata pemimpin komunitas Yahudi setempat, Rabi Moshe David HaCohen, kepada Jerusalem Post.
HaCohen adalah salah satu pendiri dan direktur proyek Amanah, sebuah organisasi Swedia yang mempromosikan dialog dan hubungan antar-agama minoritas, terutama Islam dan Yahudi.
Amanah didasarkan pada hubungan pribadi dan dialog yang terjalin antara Imam Salahuddin Barakat-HaCohen. HaCohen sebelumnya adalah rabi komunitas Yahudi Malmo di bagian selatan Swedia dan sekarang tinggal di Israel, tetapi mengunjungi Swedia secara teratur.
Kementerian Luar Negeri Swedia mengeklaim bahwa mereka berhasil membatalkan demonstrasi di depan Kedutaan Israel, yang seharusnya mencakup pembakaran gulungan Taurat.
Namun seorang rabi Swedia-Israel mengatakan kepada Jerusalem Post bahwa sebenarnya kepemimpinan dari komunitas muslim Swedia yang telah membantu membujuk pria Mesir itu untuk membatalkan demonstrasi provokatifnya.
Menurut media Swedia, seorang penulis Mesir yang tinggal di Swedia baru-baru ini mengajukan izin ke polisi setempat untuk demonstrasi membakar Taurat di depan Kedutaan
Israel.
Setelah rencana demo itu disiarkan radio Israel, Kementerian Luar Negeri Swedia bergegas mengeluarkan pernyataan. "Kami bertindak segera dan tegas untuk mencegah peristiwa yang mengejutkan dan memalukan itu terjadi," kata kementerian tersebut, seperti dikutip Jerusalem Post, Selasa (31/1/2023).
Apa yang Terjadi di Stockholm?
Menurut laporan media lokal, Kepolisian Stockholm sebenarnya berniat membiarkan aksi protes pria Mesir itu dilakukan karena dianggap sebagai kebebasan berekspresi. Selain
itu, sepekan sebelumnya, demonstrasi serupa terjadi di depan Kedutaan Turki, termasuk pembakaran salinan Al-Qur'an oleh politisi anti-Islam; Rasmus Paludan.
“Pembakaran gulungan Taurat dicegah berkat kepemimpinan komunitas Muslim di Swedia,” kata pemimpin komunitas Yahudi setempat, Rabi Moshe David HaCohen, kepada Jerusalem Post.
HaCohen adalah salah satu pendiri dan direktur proyek Amanah, sebuah organisasi Swedia yang mempromosikan dialog dan hubungan antar-agama minoritas, terutama Islam dan Yahudi.
Amanah didasarkan pada hubungan pribadi dan dialog yang terjalin antara Imam Salahuddin Barakat-HaCohen. HaCohen sebelumnya adalah rabi komunitas Yahudi Malmo di bagian selatan Swedia dan sekarang tinggal di Israel, tetapi mengunjungi Swedia secara teratur.