Fakta Rasmus Paludan, Pelaku Pembakar Alquran Asal Swedia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Rasmus Paludan , seorang pemimpin partai politik sayap kanan Denmark garis keras, tak kapok melakukan aksi pembakaran Alquran . Kali ini Paludan melakukan aksi kontroversialnya di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm, Swedia, Sabtu (21/1/2023).
Rupanya aksi tersebut bukan pertama kalinya Paludan membakar kitab suci Islam. Berikut rangkuman fakta Rasmus Paludan, pelaku pembakar Alquran asal Swedia.
1. Ketua Partai Politik Sayap Kanan
Pada 16 Maret 2017, Paludan mendirikan partai sayap kanan Stram Kurs di Denmark. Partainya tersebut berisikan kelompok anti Islam di dalamnya. Awalnya dalam pemilihan lokal Denmark tahun 2017, partai ini gagal mengumpulkan suara lebih dari 200 di kota mana pun, sehingga tidak mendapatkan kursi di dewan mana pun.
Kelompok anti islam ini menggelar aksi protes pada Sabtu 21 Januari 2023 di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm, Swedia. Usai menyerang Islam dan imigrasi di Swedia selama satu jam, Paludan membakar lembaran Alquran dengan korek api.
2. Bukan Aksi Pertama
Pada 2019, Rasmus Paludan pernah melakukan pembakaran Alquran yang dibungkus dengan daging babi. Akibat tindakan tersebut, Facebook menangguhkan akunnya selama sebulan, setelah postingan yang menghubungkan kebijakan imigrasi dan kejahatan. Tak hanya sampai di situ, Rasmus Paludan kembali melakukan aksi membakar Alquran di Kota Linkoping, Swedia pada April 2022.
Wilayah tersebut merupakan wilayah yang banyak dihuni warga Muslim di Swedia. Aksinya itu pun berujung pada kerusuhan akibat demonstrasi massa. Insiden ini mendorong sekitar 200 pengunjuk rasa untuk melempari polisi dengan batu yang hadir guna mendampingi Paludan pada saat pembakaran Alquran. Massa kemudian membakar sejumlah kendaraan polisi.
Akibatnya, sebanyak sembilan polisi terluka dalam kerusuhan itu. Menurut keterangan, di TKP terlihat mobil terbakar dan puluhan pria bertopeng menyerang mobil polisi tersebut. Beberapa petugas polisi dilarikan ke rumah sakit akibat kerusuhan tersebut.
3. Menuai Banyak Kecaman
Dari aksi pembakaran Alquran pada Sabtu lalu, Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mengecam Paludan. Paludan membakar kitab suci umat Islam di depan Kedutaan Turki di Stockholm. Kristersson menyebut pembakaran Alquran adalah aksi yang tidak sopan oleh politisi sayap kanan yang sangat membenci Islam itu.
Rupanya aksi tersebut bukan pertama kalinya Paludan membakar kitab suci Islam. Berikut rangkuman fakta Rasmus Paludan, pelaku pembakar Alquran asal Swedia.
1. Ketua Partai Politik Sayap Kanan
Pada 16 Maret 2017, Paludan mendirikan partai sayap kanan Stram Kurs di Denmark. Partainya tersebut berisikan kelompok anti Islam di dalamnya. Awalnya dalam pemilihan lokal Denmark tahun 2017, partai ini gagal mengumpulkan suara lebih dari 200 di kota mana pun, sehingga tidak mendapatkan kursi di dewan mana pun.
Kelompok anti islam ini menggelar aksi protes pada Sabtu 21 Januari 2023 di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm, Swedia. Usai menyerang Islam dan imigrasi di Swedia selama satu jam, Paludan membakar lembaran Alquran dengan korek api.
2. Bukan Aksi Pertama
Pada 2019, Rasmus Paludan pernah melakukan pembakaran Alquran yang dibungkus dengan daging babi. Akibat tindakan tersebut, Facebook menangguhkan akunnya selama sebulan, setelah postingan yang menghubungkan kebijakan imigrasi dan kejahatan. Tak hanya sampai di situ, Rasmus Paludan kembali melakukan aksi membakar Alquran di Kota Linkoping, Swedia pada April 2022.
Wilayah tersebut merupakan wilayah yang banyak dihuni warga Muslim di Swedia. Aksinya itu pun berujung pada kerusuhan akibat demonstrasi massa. Insiden ini mendorong sekitar 200 pengunjuk rasa untuk melempari polisi dengan batu yang hadir guna mendampingi Paludan pada saat pembakaran Alquran. Massa kemudian membakar sejumlah kendaraan polisi.
Akibatnya, sebanyak sembilan polisi terluka dalam kerusuhan itu. Menurut keterangan, di TKP terlihat mobil terbakar dan puluhan pria bertopeng menyerang mobil polisi tersebut. Beberapa petugas polisi dilarikan ke rumah sakit akibat kerusuhan tersebut.
3. Menuai Banyak Kecaman
Dari aksi pembakaran Alquran pada Sabtu lalu, Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mengecam Paludan. Paludan membakar kitab suci umat Islam di depan Kedutaan Turki di Stockholm. Kristersson menyebut pembakaran Alquran adalah aksi yang tidak sopan oleh politisi sayap kanan yang sangat membenci Islam itu.