Eks Petinggi NATO: Penolakan Jerman Kirim Tank Leopard ke Ukraina Menyedihkan

Senin, 23 Januari 2023 - 14:36 WIB
loading...
Eks Petinggi NATO: Penolakan Jerman Kirim Tank Leopard ke Ukraina Menyedihkan
Sir Richard Shirreff, mantan Wakil Panglima Tertinggi Sekutu NATO, kecam penolakan Jerman mengirim tank Leopard 2 ke Ukraina. Foto/REUTERS
A A A
LONDON - Seorang mantan wakil komandan NATO mengecam penolakan Jerman untuk mengirim tank tempur Leopard 2 ke Ukraina sebagai hal yang menyedihkan.

Jenderal (Purn) Sir Richard Shirreff, mantan Wakil Panglima Tertinggi Sekutu NATO, mengatakan Berlin menghindari tanggung jawabnya untuk membantu mengusir invasi Rusia.

Mantan jenderal Inggris itu juga membandingkan Presiden Rusia Vladimir Putin dengan diktator Nazi Adolf Hitler.

Kanselir Jerman Olaf Scholz enggan mengirim tank Leopard 2 ke Ukraina karena Amerika Serikat juga menolak mengirim tank Abrams untuk pasukan Kiev.



Negara-negara Eropa lainnya yang memiliki tank Leopard juga tidak bisa mengirim kendaraan tempur buatan Jerman itu karena terikat perjanjian lisensi.

"Jerman memiliki tanggung jawab khusus karena sejarahnya, untuk membantu Ukraina mempertahankan diri melawan otokrat yang berlumuran darah, siap untuk menimbulkan penderitaan yang tak terkatakan pada tetangganya, karena Jerman telah berada di sini sebelumnya," kata Sir Richard.

"Saya tidak akan menarik terlalu banyak kesejajaran, selalu ada bahaya, tapi terakhir kali ada orang yang melakukan perilaku seperti ini adalah Hitler," ujarnya.

Berbicara kepada Mail Online pada hari Minggu (22/1/2023), dia menambahkan: “Jadi Jerman memiliki tanggung jawab khusus dan mengelak dari tanggung jawab ini, dan jika mengelak dari tanggung jawab ini, seberapa andal Jerman sebagai sekutu NATO, ketika dipanggil untuk mengimplementasikan Pasal 5? Terus terang, itu menyedihkan.”

Pasal 5 perjanjian NATO mengatakan serangan bersenjata terhadap setiap anggota harus dianggap sebagai serangan terhadap semua anggota.

Inggris telah berjanji akan mengirim 14 unit tank Challenger 2 ke Kiev.

Mantan Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson, yang mengunjungi Ukraina kemarin, berkata: "Satu-satunya cara untuk mengakhiri perang ini adalah agar Ukraina menang--dan menang secepat mungkin."

Menurutnya, ini adalah momen untuk menggandakan dan memberi orang Ukraina semua alat yang mereka butuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan.

“Semakin cepat Putin gagal, semakin baik bagi Ukraina dan seluruh dunia," ujarnya.

Sementara itu, tentara Ukraina di garis depan menggambarkan perang parit mereka sebagai "seperti Perang Dunia I" dan mengatakan pasukan Rusia adalah "umpan meriam".

"Di musim panas lebih mudah bagi mereka untuk bersembunyi, tetapi sekarang tutupan pohon semakin sedikit," kata tentara Ukraina, Grigoriy Rubanovskiy.

“Sekarang hanya ada 20, 30 orang yang bolak-balik. Mereka tidak bisa bersembunyi...mereka hanyalah umpan meriam.”

Tentara lain, yang tak disebutkan namanya, menambahkan: “Sungguh gila berapa banyak dari mereka. Jika kita membunuh mereka, mereka hanya menggantinya."
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1256 seconds (0.1#10.140)