AS Siap Transfer Aset Rusia yang Disita ke Ukraina
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) akan segera mengirimkan gelombang pertama dana dari properti Rusia yang disita ke Ukraina . Demikian pernyataan kepala gugus tugas sanksi khusus Departemen Kehakiman AS, Andrew Adams.
Adams mengatakan langkah itu harus menginspirasi sekutu AS lainnya untuk melakukan hal yang sama. Ia menegaskan bahwa praktik yang belum pernah terjadi sebelumnya itu tidak hanya mungkin dan diizinkan di bawah hukum internasional, tetapi juga “keharusan” mengingat konflik saat ini.
“Kami juga siap untuk memulai transfer aset yang disita untuk kepentingan Ukraina,” kata Adams di sebuah acara yang diselenggarakan oleh Hudson Institute, sebuah wadah pemikir AS.
“Ini bukan peluru perak, tapi itu sesuatu yang membuat saya berharap,” ucap Adams, menambahkan bahwa jumlah yang relatif kecil itu penting sebagai model bagi mitra asing AS dan untuk membangun preseden hukum ke depan seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (20/1/2023).
Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden mengusulkan skema itu pada April lalu, dan Adams mengisyaratkan itu sedang dikerjakan pada September, tetapi mengatakan Kongres perlu mengubah beberapa undang-undang untuk membuatnya bekerja.
Ia lantas mengonfirmasi bahwa perubahan itu memang dimasukkan ke dalam RUU pengeluaran omnibus USD1,7 triliun, yang disahkan oleh Kongres AS pada hari-hari terakhir tahun 2022.
"Undang-undang baru itu memberikan kekuatan kepada Departemen Kehakiman AS untuk mengarahkan dana yang hangus ke Departemen Luar Negeri untuk tujuan memberikan bantuan ke Ukraina," ujar Adams.
Sebelumnya menjabat sebagai seorang jaksa federal di Distrik Selatan New York (SDNY), Adams ditunjuk sebagai kepala Satuan Tugas KleptoCapture, sebuah badan penegakan sanksi antarlembaga yang dibentuk pada bulan Maret.
Menurut Hudson Institut, KleptoCapture adalah bagian dari Satuan Tugas Elit, Proksi, dan Oligarki Rusia (REPO) pimpinan AS, yang telah membekukan ratusan miliar dolar aset negara Rusia dan puluhan miliar dolar milik elit terkait Kremlin.
Adams mengatakan langkah itu harus menginspirasi sekutu AS lainnya untuk melakukan hal yang sama. Ia menegaskan bahwa praktik yang belum pernah terjadi sebelumnya itu tidak hanya mungkin dan diizinkan di bawah hukum internasional, tetapi juga “keharusan” mengingat konflik saat ini.
“Kami juga siap untuk memulai transfer aset yang disita untuk kepentingan Ukraina,” kata Adams di sebuah acara yang diselenggarakan oleh Hudson Institute, sebuah wadah pemikir AS.
“Ini bukan peluru perak, tapi itu sesuatu yang membuat saya berharap,” ucap Adams, menambahkan bahwa jumlah yang relatif kecil itu penting sebagai model bagi mitra asing AS dan untuk membangun preseden hukum ke depan seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (20/1/2023).
Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden mengusulkan skema itu pada April lalu, dan Adams mengisyaratkan itu sedang dikerjakan pada September, tetapi mengatakan Kongres perlu mengubah beberapa undang-undang untuk membuatnya bekerja.
Ia lantas mengonfirmasi bahwa perubahan itu memang dimasukkan ke dalam RUU pengeluaran omnibus USD1,7 triliun, yang disahkan oleh Kongres AS pada hari-hari terakhir tahun 2022.
"Undang-undang baru itu memberikan kekuatan kepada Departemen Kehakiman AS untuk mengarahkan dana yang hangus ke Departemen Luar Negeri untuk tujuan memberikan bantuan ke Ukraina," ujar Adams.
Sebelumnya menjabat sebagai seorang jaksa federal di Distrik Selatan New York (SDNY), Adams ditunjuk sebagai kepala Satuan Tugas KleptoCapture, sebuah badan penegakan sanksi antarlembaga yang dibentuk pada bulan Maret.
Menurut Hudson Institut, KleptoCapture adalah bagian dari Satuan Tugas Elit, Proksi, dan Oligarki Rusia (REPO) pimpinan AS, yang telah membekukan ratusan miliar dolar aset negara Rusia dan puluhan miliar dolar milik elit terkait Kremlin.