Ukraina Dilanda Gelombang Serangan Drone Iran
Sabtu, 31 Desember 2022 - 09:05 WIB
KIEV - Pejabat Ukraina mengatakan Rusia menyerang negara itu dengan 16 drone buatan Iran pada Jumat malam, dengan tujuh di antaranya menargetkan Ibu Kota Kiev. Menurut militer Kiev, semua drone tersebut berhasil dihancurkan.
Sehari sebelumnya, Kamis, gelombang rudal Rusia ditembakkan ke kota-kota di seluruh negeri.
Rusia mengatakan telah menyerang target energi dan militer untuk melemahkan kemampuan Ukraina memindahkan cadangan tentara dan memperbaiki peralatan.
Di Ibu Kota Kiev, peringatan udara diumumkan setelah pukul 02:00 waktu setempat pada hari Jumat dan warga diimbau untuk berlindung.
Kantor berita Reuters melaporkan mendengar beberapa ledakan, serta suara tembakan antipesawat. Namun serangan itu tampaknya akan berakhir menjelang fajar.
"Lima dari drone ditembak jatuh di udara dan dua lagi mendekati," kata Wali Kota Kiev, Vitali Klitschko.
"Tidak ada yang dilaporkan terluka di Kiev, tetapi jendela di dua bangunan rusak," tambah Klitschko, seperti disitir dari BBC, Sabtu (31/12/2022).
Sementara itu menurut kantor kepresidenan Ukraina salah satu drone memicu kebakaran di gedung administrasi empat lantai.
Rusia diyakini telah menggunakan drone Shahed-136 buatan Iran dalam konflik Ukraina sejak pertengahan September. Namun Iran membantahnya.
Setiap drone memiliki bahan peledak pada hulu ledak di hidungnya dan dirancang untuk berkeliaran di atas target sampai diperintahkan untuk menyerang.
Lusinan serangan Rusia telah menghantam Ukraina dalam beberapa pekan terakhir, menyebabkan pemadaman listrik berulang kali di seluruh negeri.
Angkatan bersenjata Ukraina mengatakan negara itu telah dilanda lebih dari 180 serangan dari berbagai jenis dalam 24 jam terakhir. Menurut Presiden Volodymyr Zelensky sebagian besar serangan terjadi pada infrastruktur energi.
"Sebagian besar berhasil dipukul mundur, tetapi ada pemadaman listrik di Kiev, Odesa, Kherson, Lviv, dan daerah lain," kata Zelensky.
Dia menekankan akan jauh lebih buruk tanpa sistem pertahanan udara Ukraina.
Angkatan Udara Ukraina mengatakan serangan itu datang dari berbagai arah dengan rudal jelajah berbasis udara dan laut, mencatat bahwa sejumlah drone "kamikaze" juga telah digunakan.
Menurut Menteri Dalam Negeri Ukraina Denys Monastyrskyi, setidaknya tiga orang tewas dan enam lainnya luka-luka.
Penasihat presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak, menggambarkan serangan hari Kamis sebagai kejahatan dan menuduh Moskow berusaha untuk menghancurkan infrastruktur kritis dan membunuh warga sipil secara massal.
Moskow telah berulang kali membantah menargetkan warga sipil dalam serangan misilnya. Namun, Presiden Vladimir Putin baru-baru ini mengakui bahwa pasukan Rusia telah menghantam fasilitas energi kritis Ukraina.
Kementerian Pertahanan Moskow menggambarkan serangan itu sebagai serangan besar-besaran terhadap situs militer menggunakan senjata presisi tinggi jarak jauh, dan tujuannya tercapai, menurut media pemerintah.
Pemerintah di Kiev telah memohon kepada para pemimpin Barat untuk memberikannya pertahanan udara tambahan, dan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden baru-baru ini setuju untuk memasok sistem Patriotnya.
Serangan hari Kamis terjadi hanya beberapa jam setelah Kremlin menolak saran Ukraina bahwa pembicaraan damai dapat dimulai pada tahun 2023.
Sehari sebelumnya, Kamis, gelombang rudal Rusia ditembakkan ke kota-kota di seluruh negeri.
Rusia mengatakan telah menyerang target energi dan militer untuk melemahkan kemampuan Ukraina memindahkan cadangan tentara dan memperbaiki peralatan.
Di Ibu Kota Kiev, peringatan udara diumumkan setelah pukul 02:00 waktu setempat pada hari Jumat dan warga diimbau untuk berlindung.
Kantor berita Reuters melaporkan mendengar beberapa ledakan, serta suara tembakan antipesawat. Namun serangan itu tampaknya akan berakhir menjelang fajar.
"Lima dari drone ditembak jatuh di udara dan dua lagi mendekati," kata Wali Kota Kiev, Vitali Klitschko.
"Tidak ada yang dilaporkan terluka di Kiev, tetapi jendela di dua bangunan rusak," tambah Klitschko, seperti disitir dari BBC, Sabtu (31/12/2022).
Sementara itu menurut kantor kepresidenan Ukraina salah satu drone memicu kebakaran di gedung administrasi empat lantai.
Rusia diyakini telah menggunakan drone Shahed-136 buatan Iran dalam konflik Ukraina sejak pertengahan September. Namun Iran membantahnya.
Setiap drone memiliki bahan peledak pada hulu ledak di hidungnya dan dirancang untuk berkeliaran di atas target sampai diperintahkan untuk menyerang.
Lusinan serangan Rusia telah menghantam Ukraina dalam beberapa pekan terakhir, menyebabkan pemadaman listrik berulang kali di seluruh negeri.
Angkatan bersenjata Ukraina mengatakan negara itu telah dilanda lebih dari 180 serangan dari berbagai jenis dalam 24 jam terakhir. Menurut Presiden Volodymyr Zelensky sebagian besar serangan terjadi pada infrastruktur energi.
"Sebagian besar berhasil dipukul mundur, tetapi ada pemadaman listrik di Kiev, Odesa, Kherson, Lviv, dan daerah lain," kata Zelensky.
Dia menekankan akan jauh lebih buruk tanpa sistem pertahanan udara Ukraina.
Angkatan Udara Ukraina mengatakan serangan itu datang dari berbagai arah dengan rudal jelajah berbasis udara dan laut, mencatat bahwa sejumlah drone "kamikaze" juga telah digunakan.
Menurut Menteri Dalam Negeri Ukraina Denys Monastyrskyi, setidaknya tiga orang tewas dan enam lainnya luka-luka.
Penasihat presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak, menggambarkan serangan hari Kamis sebagai kejahatan dan menuduh Moskow berusaha untuk menghancurkan infrastruktur kritis dan membunuh warga sipil secara massal.
Moskow telah berulang kali membantah menargetkan warga sipil dalam serangan misilnya. Namun, Presiden Vladimir Putin baru-baru ini mengakui bahwa pasukan Rusia telah menghantam fasilitas energi kritis Ukraina.
Kementerian Pertahanan Moskow menggambarkan serangan itu sebagai serangan besar-besaran terhadap situs militer menggunakan senjata presisi tinggi jarak jauh, dan tujuannya tercapai, menurut media pemerintah.
Pemerintah di Kiev telah memohon kepada para pemimpin Barat untuk memberikannya pertahanan udara tambahan, dan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden baru-baru ini setuju untuk memasok sistem Patriotnya.
Serangan hari Kamis terjadi hanya beberapa jam setelah Kremlin menolak saran Ukraina bahwa pembicaraan damai dapat dimulai pada tahun 2023.
(ian)
tulis komentar anda