Mengenal Kharkiv Ukraina, Kota yang Punya Kuburan Massal dan Bekas Serangan Rudal Rusia

Rabu, 28 Desember 2022 - 14:25 WIB
Petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api di gedung Universitas Nasional Kharkiv, yang rusak akibat penembakan rudal, di Kharkiv, Ukraina, 2 Maret 2022. Foto/REUTERS/Oleksandr Lapshyn
KIEV - Ukraina telah banyak menerima imbas dari invasi yang dilakukan Rusia, mulai dari banyaknya korban yang berjatuhan hingga hancurnya beberapa wilayah.

Kota Kharkiv Ukraina menjadi salah satu wilayah yang menerima dampak kerusakan terbesar. Bahkan pada September 2022 lalu ditemukan kuburan massal di wilayah kota tersebut.

Dilansir dari Britannica, Kharkiv merupakan kota yang berada di timur laut. Kota ini juga merupakan ibu kota pertama Ukraina Soviet pada tahun 1917 setelah Revolusi Rusia.



Karena letaknya yang dekat dengan perbatasan Rusia membuatnya menjadi sasaran empuk invasi Rusia. Tak ayal bila di kota ini terjadi banyak pertempuran sengit pada masa invasi tersebut.



Rusia telah mengerahkan pasukan artileri dan serangan udara untuk kota terbesar kedua di Ukraina tersebut.

Akibat peperangan itu muncul banyak korban di wilayah tersebut. Karena itulah sempat ditemukan kuburan massal di wilayah Kharkiv.

Dikutip dari Reuters, seorang prajurit Ukraina menemukan kuburan massal menggunakan detektor logam di wilayah Kharkiv, tepatnya di Kota Izium.

Baca juga: Punya 12 Istri, 102 Anak, 568 Cucu, Petani Uganda Ini Kapok Tambah Istri dan Anak

Pihak berwenang Ukraina sebelumnya juga mengungkapkan telah menemukan kuburan massal berisi 440 mayat di Izium, bekas garis depan Rusia.

Kiev mengatakan bahwa ini adalah bukti kejahatan perang yang dilakukan oleh Rusia.

Dari penemuan tersebut Kepala Polisi Ihor Klymenko mengungkapkan kebanyakan dari korban adalah warga sipil dan terdapat beberapa tentara.

Selain mereka yang dimakamkan di kuburan massal, Klymenko mengatakan sekitar 50 warga sipil tewas telah ditemukan sejauh ini di wilayah Kharkiv.

Klymenko kemudian mengatakan kepada televisi Ukraina bahwa tujuh mahasiswa Sri Lanka telah dipenjara dan disiksa di kota Vovchansk dekat perbatasan Rusia. Dia mengatakan kuku mereka dicabut dengan tang.

Dmitry Peskov, juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, juga tidak segera menanggapi permintaan komentar atas penemuan kuburan massal tersebut.

Penemuan ini secara langsung membuat berbagai pihak mengecam tindakan Rusia. Salah satunya adalah dari Amerika Serikat yang mengungkapkan Rusia perlu diberi sanksi lebih keras.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More