Intelijen Militer Ungkap Iran Bukan Ancaman Terbesar Bagi Israel

Rabu, 28 Desember 2022 - 09:40 WIB
loading...
Intelijen Militer Ungkap...
Rudal diluncurkan saat latihan bersama yang disebut Nabi Besar 17, di barat daya Iran, dalam gambar ini diperoleh pada 22 Desember 2021. Foto/IRGC/WANA/REUTERS
A A A
TEL AVIV - Intelijen militer Israel tidak lagi menganggap Iran sebagai ancaman nomor satu bagi negara Zionis itu. Laporan tersebut diungkap surat kabar Hayom pada Senin (26/12/2022).

“Tantangan global adalah ancaman terpenting yang akan dihadapi Israel pada tahun 2023,” papar laporan surat kabar Hayom yang mengatakan Iran dianggap sebagai ancaman paling serius kedua.

“Iran bukanlah titik fokus tetapi bagian dari teka-teki yang saling berhubungan,” ungkap laporan intelijen yang dikutip surat kabar tersebut.

“Ketegangan Amerika Serikat (AS) dan China adalah dinamika utama, yang diperkirakan akan meningkat pada tahun 2023 yang akan menginformasikan tantangan global yang harus dihadapi Israel,” papar laporan itu.



Selain itu, perang yang sedang berlangsung di Ukraina dan gangguan rantai pasokan global karena situasi di China juga dianggap sebagai tantangan global utama.

Laporan tersebut menyoroti meroketnya harga pangan telah sangat memukul Mesir dan Yordania.

Dikatakan, risiko ketidakstabilan di Tepi Barat dan Gaza adalah ancaman paling serius ketiga yang mungkin harus dihadapi Israel pada tahun 2023.

Sementara itu, para pemimpin partai oposisi Israel bertemu di parlemen dan mengeluarkan pernyataan bersumpah untuk bekerja sama melawan pemerintah agama sayap kanan yang dipimpin Benjamin Netanyahu.

"Kami akan bekerja sama untuk melawan pemerintahan terbelakang dan anti-demokrasi yang sedang didirikan, yang akan membongkar Israel dari dalam," ujar Ketua Partai Yair Lapid dari Yesh Atid, Benny Gantz dari Persatuan Nasional, Merav Michaeli dari Partai Buruh, Avigdor Liberman dari Yisrael Beytenu dan Mansour Abbas dari Ra'am.

"Ketika kami kembali berkuasa, kami berjanji membatalkan undang-undang ekstremis apa pun yang merusak demokrasi, keamanan, ekonomi, atau masyarakat Israel," tegas mereka.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1356 seconds (0.1#10.140)