Lavrov Tuding Pentagon Berusaha Bunuh Vladimir Putin
Selasa, 27 Desember 2022 - 23:04 WIB
MOSKOW - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengklaim Pentagon berusaha membunuh Presiden Vladimir Putin . Iamengutippernyataan seorang pejabat anonim Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) tentang "serangan pemenggalan kepala" di Kremlin.
Menurut Lavrov itu adalah merupakan ancaman yang ditujukan untuk melenyapkan presiden Rusia secara fisik.
"Ada beberapa 'pejabat anonim' dari Pentagon yang benar-benar telah menyatakan ancaman untuk melakukan 'serangan pemenggelan' di Kremlin, yang sebenarnya merupakan ancaman terhadap Presiden Rusia," Lavrov mengklarifikasi.
"Jika seseorang benar-benar memiliki ide seperti itu, maka orang ini harus berpikir panjang dan keras tentang kemungkinan konsekuensi dari rencana tersebut," Menteri Luar Negeri Rusia itu memperingatkan, seperti dikutip dari kantor berita Rusia TASS, Selasa (27/12/2022).
Selain itu, Lavrov juga memperingatkan sinyal konfrontasi dari Barat di bidang nuklir.
"Tampaknya mereka telah membuang semua sisa kehormatan," katanya.
"(Mantan Perdana Menteri Inggris) yang terkenal, Liz Truss adalah contoh nyata mengingat bahwa dia secara langsung dan terbuka mengatakan selama kampanye pra pemilihannya bahwa dia siap untuk memerintahkan serangan nuklir," ucap kepala diplomat Rusia itu.
"Saya bahkan tidak menyebutkan di sini provokasi berlebihan rezim Kiev," sambung Lavrov.
"(Presiden Ukraina) Volodymyr Zelensky telah mendesak negara-negara NATO untuk memberikan serangan nuklir preventif terhadap Rusia. Ini melewati batas dari apa yang dapat diterima. Namun, kami mendengar pernyataan yang jauh lebih buruk dari tokoh-tokoh dalam rezim (Kiev)," menteri luar negeri menunjukkan.
Lavrov pun menyerukan agar Barat menahan diri secara maksimal dalam bidang nuklir yang sangat sensitif. Menurutnya penting untuk tetap berkomitmen pada dalil tidak dapat diterimanya perang nuklir.
“Kami terus menyerukan kepada Barat untuk menunjukkan pengekangan maksimum dalam bidang yang sangat sensitif ini. Untuk meminimalkan risiko nuklir, penting untuk tetap berkomitmen pada dalil tidak dapat diterimanya perang nuklir, yang ditegaskan kembali oleh lima negara senjata nuklir dalam pernyataan bersama mereka pada 3 Januari 2022," tuturnya.
"Sesuai dengan logika dokumen tersebut, setiap konfrontasi militer antara kekuatan nuklir harus dicegah, karena penuh dengan potensi bencana," imbaunya.
Menteri Luar Negeri Rusia itu menambahkan bahwa Moskow juga telah menarik perhatian para pelaku ini dalam pernyataan 2 November, yang diterbitkan di situs web Kementerian Luar Negeri Rusia, menunjukkan bahwa Rusia mendukung pembentukan arsitektur keamanan internasional yang diperbarui.
“Di dalamnya (dalam pernyataan), khususnya, ditekankan bahwa Rusia berdiri untuk pembentukan arsitektur keamanan internasional yang diperbarui dan lebih berkelanjutan berdasarkan pada kepastian prediktabilitas dan stabilitas keamanan global,serta mematuhi prinsip-prinsip persamaan hak, keamanan tak terpisahkan, dan saling mempertimbangkan kepentingan para pihak," pungkas Lavrov.
Menurut Lavrov itu adalah merupakan ancaman yang ditujukan untuk melenyapkan presiden Rusia secara fisik.
"Ada beberapa 'pejabat anonim' dari Pentagon yang benar-benar telah menyatakan ancaman untuk melakukan 'serangan pemenggelan' di Kremlin, yang sebenarnya merupakan ancaman terhadap Presiden Rusia," Lavrov mengklarifikasi.
"Jika seseorang benar-benar memiliki ide seperti itu, maka orang ini harus berpikir panjang dan keras tentang kemungkinan konsekuensi dari rencana tersebut," Menteri Luar Negeri Rusia itu memperingatkan, seperti dikutip dari kantor berita Rusia TASS, Selasa (27/12/2022).
Selain itu, Lavrov juga memperingatkan sinyal konfrontasi dari Barat di bidang nuklir.
"Tampaknya mereka telah membuang semua sisa kehormatan," katanya.
"(Mantan Perdana Menteri Inggris) yang terkenal, Liz Truss adalah contoh nyata mengingat bahwa dia secara langsung dan terbuka mengatakan selama kampanye pra pemilihannya bahwa dia siap untuk memerintahkan serangan nuklir," ucap kepala diplomat Rusia itu.
"Saya bahkan tidak menyebutkan di sini provokasi berlebihan rezim Kiev," sambung Lavrov.
"(Presiden Ukraina) Volodymyr Zelensky telah mendesak negara-negara NATO untuk memberikan serangan nuklir preventif terhadap Rusia. Ini melewati batas dari apa yang dapat diterima. Namun, kami mendengar pernyataan yang jauh lebih buruk dari tokoh-tokoh dalam rezim (Kiev)," menteri luar negeri menunjukkan.
Lavrov pun menyerukan agar Barat menahan diri secara maksimal dalam bidang nuklir yang sangat sensitif. Menurutnya penting untuk tetap berkomitmen pada dalil tidak dapat diterimanya perang nuklir.
“Kami terus menyerukan kepada Barat untuk menunjukkan pengekangan maksimum dalam bidang yang sangat sensitif ini. Untuk meminimalkan risiko nuklir, penting untuk tetap berkomitmen pada dalil tidak dapat diterimanya perang nuklir, yang ditegaskan kembali oleh lima negara senjata nuklir dalam pernyataan bersama mereka pada 3 Januari 2022," tuturnya.
"Sesuai dengan logika dokumen tersebut, setiap konfrontasi militer antara kekuatan nuklir harus dicegah, karena penuh dengan potensi bencana," imbaunya.
Menteri Luar Negeri Rusia itu menambahkan bahwa Moskow juga telah menarik perhatian para pelaku ini dalam pernyataan 2 November, yang diterbitkan di situs web Kementerian Luar Negeri Rusia, menunjukkan bahwa Rusia mendukung pembentukan arsitektur keamanan internasional yang diperbarui.
“Di dalamnya (dalam pernyataan), khususnya, ditekankan bahwa Rusia berdiri untuk pembentukan arsitektur keamanan internasional yang diperbarui dan lebih berkelanjutan berdasarkan pada kepastian prediktabilitas dan stabilitas keamanan global,serta mematuhi prinsip-prinsip persamaan hak, keamanan tak terpisahkan, dan saling mempertimbangkan kepentingan para pihak," pungkas Lavrov.
(ian)
tulis komentar anda