Terlibat dalam 10.500 Pembunuhan, Nenek Juru Ketik Nazi Divonis Bersalah
Selasa, 20 Desember 2022 - 17:51 WIB
Komandan Stutthof Paul-Werner Hoppe dipenjara pada tahun 1955 karena membantu pembunuhan dan dia dibebaskan lima tahun kemudian.
Serangkaian penuntutan telah dilakukan di Jerman sejak 2011, setelah mantan penjaga kamp kematian Nazi John Demjanjuk dihukum dan menjadi preseden bahwa menjadi seorang penjaga adalah bukti yang cukup untuk membuktikan keterlibatan seseorang.
Putusan itu juga berarti bahwa pekerja sipil Furchner dapat diadili, karena dia bekerja langsung dengan komandan kamp, berurusan dengan korespondensi seputar tahanan Stutthof.
Butuh 40 hari baginya untuk memecah kebisuannya dalam persidangan, ketika dia mengatakan kepada pengadilan: "Saya minta maaf atas semua yang terjadi."
Karena dia berusia di bawah 21 tahun saat itu, persidangan berlangsung di pengadilan khusus remaja.
"Saya menyesal berada di Stutthof saat itu - hanya itu yang bisa saya katakan," katanya seperti dilansir dari BBC, Selasa (20/12/2022).
Pengacaranya berpendapat dia harus dibebaskan karena keraguan seputar apa yang dia ketahui, karena dia adalah salah satu dari beberapa juru ketik di kantor Hoppe.
Namun, sejarawan Stefan Hordler memainkan peran kunci dalam persidangan tersebut, menemani dua hakim dalam kunjungan ke lokasi kamp. Jelas dari kunjungan tersebut bahwa Furchner dapat melihat beberapa kondisi terburuk di kamp dari kantor komandan.
Sejarawan tersebut menceritakan dalam persidangan bahwa 27 angkutan yang membawa 48.000 orang tiba di Stutthof antara bulan Juni dan Oktober 1944, setelah Nazi memutuskan untuk memperluas kamp dan mempercepat pembunuhan massal dengan penggunaan gas Zyklon B.
Serangkaian penuntutan telah dilakukan di Jerman sejak 2011, setelah mantan penjaga kamp kematian Nazi John Demjanjuk dihukum dan menjadi preseden bahwa menjadi seorang penjaga adalah bukti yang cukup untuk membuktikan keterlibatan seseorang.
Putusan itu juga berarti bahwa pekerja sipil Furchner dapat diadili, karena dia bekerja langsung dengan komandan kamp, berurusan dengan korespondensi seputar tahanan Stutthof.
Butuh 40 hari baginya untuk memecah kebisuannya dalam persidangan, ketika dia mengatakan kepada pengadilan: "Saya minta maaf atas semua yang terjadi."
Karena dia berusia di bawah 21 tahun saat itu, persidangan berlangsung di pengadilan khusus remaja.
"Saya menyesal berada di Stutthof saat itu - hanya itu yang bisa saya katakan," katanya seperti dilansir dari BBC, Selasa (20/12/2022).
Pengacaranya berpendapat dia harus dibebaskan karena keraguan seputar apa yang dia ketahui, karena dia adalah salah satu dari beberapa juru ketik di kantor Hoppe.
Namun, sejarawan Stefan Hordler memainkan peran kunci dalam persidangan tersebut, menemani dua hakim dalam kunjungan ke lokasi kamp. Jelas dari kunjungan tersebut bahwa Furchner dapat melihat beberapa kondisi terburuk di kamp dari kantor komandan.
Sejarawan tersebut menceritakan dalam persidangan bahwa 27 angkutan yang membawa 48.000 orang tiba di Stutthof antara bulan Juni dan Oktober 1944, setelah Nazi memutuskan untuk memperluas kamp dan mempercepat pembunuhan massal dengan penggunaan gas Zyklon B.
tulis komentar anda