Reputasi Rusak Diduga Penyebab Wali Kota Seoul Bunuh Diri
Sabtu, 11 Juli 2020 - 06:30 WIB
“Sebelumnya, publik akan membandingkan kematian Park dan mantan presiden Roh Moo-hyun yang bunuh diri pada 2009 setelah tuduhan korupsi,” katanya,
Park meninggalkan catatan bunuh diri yang ditemukan di meja di kediamannya. Catatan itu bertanda tangan dan bertuliskan tangan. Dia mengucapkan terima kasih bagi orang yang bekerja bersama selama kariernya dan meminta maaf bagi keluarganya yang menyebabkan mereka "menderita".
Surat itu dirilis Pemerintah Kota Seoul atas izin keluarga Park kemarin pagi, setelah 12 jam jenazahnya ditemukan. "Saya meminta maaf kepada semua orang. Terima kasih bagi semua orang yang telah bersama saya sepanjang kehidupan saya," tulis Park, dilansir Reuters. "Saya meminta maaf kepada seluruh keluarga saya yang menderita dengan apa yang saya lakukan. Selamat jalan bagi kalian semua."
Terjebak Skandal Pelecehan Seksual
Sebelumnya polisi membenarkan bahwa seorang staf perempuan mengajukan klaim bahwa Park melakukan pelecehan seksual terhadapnya. Tak lama kemudian, Park dilaporkan hilang. Namun, belum bisa dipastikan bahwa laporan ini menjadi salah satu faktor terkait kematiannya. Kantor berita Yonhap mengatakan, seorang mantan sekretaris Park mengajukan keluhan pada Rabu (8/7/2020) atas dugaan pelecehan seksual.
Park (64) tiga kali terpilih sebagai wali kota Seoul, dan dianggap sebagai salah satu calon presiden dari Partai Liberal Demokrat pimpinan Presiden Moon Jae-in. Dia tidak muncul untuk bekerja pada Kamis (2/7/2020), membatalkan pertemuan dengan seorang pejabat presiden di Balai Kota Seoul, ujar Kim Ji-hyeong, seorang pejabat dari Pemerintah Metropolitan Seoul. (Baca juga: Korut Tutup Pintu Perundingan dengan AS)
Petugas polisi, Lee Byeong-seok, mengatakan kepada wartawan bahwa Park terlihat oleh kamera keamanan pada pukul 10:53 waktu setempat di dekat pintu masuk ke area hutan di mana sinyal teleponnya terakhir terdeteksi. Polisi menemukan mayatnya setelah pencarian selama berjam-jam oleh 600 polisi dan petugas pemadam kebakaran menggunakan drone dan anjing di salah satu pegunungan Seoul, hanya beberapa menit dari pusat Kota Seoul yang ditinggali hampir 10 juta orang.
Sekitar tiga jam kemudian, tubuhnya dibawa keluar dari hutan oleh petugas forensik. Media dan kerumunan warga kemudian berkumpul di luar Rumah Sakit Universitas Nasional Seoul pada Kamis malam di tengah laporan yang belum dikonfirmasi bahwa Park telah ditemukan dan dibawa ke sana.
Polisi mengonfirmasi tidak ada indikasi pembunuhan dalam kasus kematian Park. Namun, mereka tetap akan melaksanakan penyelidikan untuk mengetahui penyebab kematian tersebut. Yonhap melaporkan, penyelidikan akan dilaksanakan sesuai dengan prosedur kasus bunuh diri.
Park terpilih sebagai wali kota Seoul pada 2011 dan terpilih untuk masa jabatan ketiga dan terakhir pada Juni tahun lalu. Sebagai anggota Partai Liberal Demokrat yang dipimpin oleh Presiden Moon Jae-in, Park dilaporkan sedang dipertimbangkan sebagai calon presiden potensial untuk pemilihan 2022.
Park meninggalkan catatan bunuh diri yang ditemukan di meja di kediamannya. Catatan itu bertanda tangan dan bertuliskan tangan. Dia mengucapkan terima kasih bagi orang yang bekerja bersama selama kariernya dan meminta maaf bagi keluarganya yang menyebabkan mereka "menderita".
Surat itu dirilis Pemerintah Kota Seoul atas izin keluarga Park kemarin pagi, setelah 12 jam jenazahnya ditemukan. "Saya meminta maaf kepada semua orang. Terima kasih bagi semua orang yang telah bersama saya sepanjang kehidupan saya," tulis Park, dilansir Reuters. "Saya meminta maaf kepada seluruh keluarga saya yang menderita dengan apa yang saya lakukan. Selamat jalan bagi kalian semua."
Terjebak Skandal Pelecehan Seksual
Sebelumnya polisi membenarkan bahwa seorang staf perempuan mengajukan klaim bahwa Park melakukan pelecehan seksual terhadapnya. Tak lama kemudian, Park dilaporkan hilang. Namun, belum bisa dipastikan bahwa laporan ini menjadi salah satu faktor terkait kematiannya. Kantor berita Yonhap mengatakan, seorang mantan sekretaris Park mengajukan keluhan pada Rabu (8/7/2020) atas dugaan pelecehan seksual.
Park (64) tiga kali terpilih sebagai wali kota Seoul, dan dianggap sebagai salah satu calon presiden dari Partai Liberal Demokrat pimpinan Presiden Moon Jae-in. Dia tidak muncul untuk bekerja pada Kamis (2/7/2020), membatalkan pertemuan dengan seorang pejabat presiden di Balai Kota Seoul, ujar Kim Ji-hyeong, seorang pejabat dari Pemerintah Metropolitan Seoul. (Baca juga: Korut Tutup Pintu Perundingan dengan AS)
Petugas polisi, Lee Byeong-seok, mengatakan kepada wartawan bahwa Park terlihat oleh kamera keamanan pada pukul 10:53 waktu setempat di dekat pintu masuk ke area hutan di mana sinyal teleponnya terakhir terdeteksi. Polisi menemukan mayatnya setelah pencarian selama berjam-jam oleh 600 polisi dan petugas pemadam kebakaran menggunakan drone dan anjing di salah satu pegunungan Seoul, hanya beberapa menit dari pusat Kota Seoul yang ditinggali hampir 10 juta orang.
Sekitar tiga jam kemudian, tubuhnya dibawa keluar dari hutan oleh petugas forensik. Media dan kerumunan warga kemudian berkumpul di luar Rumah Sakit Universitas Nasional Seoul pada Kamis malam di tengah laporan yang belum dikonfirmasi bahwa Park telah ditemukan dan dibawa ke sana.
Polisi mengonfirmasi tidak ada indikasi pembunuhan dalam kasus kematian Park. Namun, mereka tetap akan melaksanakan penyelidikan untuk mengetahui penyebab kematian tersebut. Yonhap melaporkan, penyelidikan akan dilaksanakan sesuai dengan prosedur kasus bunuh diri.
Park terpilih sebagai wali kota Seoul pada 2011 dan terpilih untuk masa jabatan ketiga dan terakhir pada Juni tahun lalu. Sebagai anggota Partai Liberal Demokrat yang dipimpin oleh Presiden Moon Jae-in, Park dilaporkan sedang dipertimbangkan sebagai calon presiden potensial untuk pemilihan 2022.
Lihat Juga :
tulis komentar anda