Reputasi Rusak Diduga Penyebab Wali Kota Seoul Bunuh Diri

Sabtu, 11 Juli 2020 - 06:30 WIB
Dengan terpilihnya kembali tahun lalu, Park menjadi wali kota pertama di Korea Selatan yang memimpin selama tiga periode. Di masa mudanya dia merupakan aktivis sipil dan pengacara hak asasi manusia, sekaligus pengkritik ketimpangan sosial dan korupsi di Korea Selatan. Sebagai seorang pengacara, ia berjasa dalam mengamankan hukuman pelecehan seksual pertama negara itu. Dia berseteru dengan Presiden Park Geun-hye, secara terbuka mendukung jutaan orang yang memprotesnya pada 2017 sebelum dia akhirnya didakwa dan dipenjara karena suap dan tuduhan lain. (Baca juga: Turunkan Ketegangan, Korut Batalkan Latihan perang di Perbatasan)

Cegah Bunuh Diri Jadi Program Nasional

Pemerintah Korsel meluncurkan rencana aksi antarkementerian untuk menurunkan tingkat bunuh menjadi 17 per 100.000 orang. Itu menjadi program yang diinisiasi Kementerian Kesejahteraan dan Kesehatan, bekerja sama dengan Kementerian Budaya, Olahraga, dan Pariwisata, serta Badan Pengelola Hutan. Program itu bernama Program Perencanaan Bunuh Diri Nasional yang telah mengumpulkan berbagai pendapat dari pejabat pemerintahan dan para pakar.

Pemerintah Korsel memetakan jaringan kelompok yang berisiko tinggi bunuh diri. Mereka membentuk jaringan kesejahteraan lokal dan sistem pendukung keselamatan bagi mereka yang rentan bunuh diri. Pemerintah juga menyediakan pelayanan khusus bagi warganya yang memiliki keinginan bunuh diri.

Program lain yang digelar Pemerintah Korsel adalah #FailBetter. Itu mengampanyekan agar anak muda tidak boleh takut gagal dalam kuliah, sekolah, pekerjaan, dan berbagai bidang. Itu dikarenakan Korsel merupakan negara dengan tingkat produktivitas tinggi serta kompetisi yang ketat. (Lihat videonya: Kapal Tak Bisa Sandar, Sapi Dilempar ke Laut)

Yun Tae-woong, deputi direktur pada Kementerian Dalam Negeri Korsel, mengungkapkan pemerintah membuat program jangan takut gagal untuk mencegah anak muda tidak berpikir bunuh diri. "Masyarakat membutuhkan banyak terapi dan pengobatan," katanya. (Andika H mustaqim)
(ysw)
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More