Pemimpin Komunis Filipina Jose Sison Meninggal di Pengasingan Belanda
Minggu, 18 Desember 2022 - 03:47 WIB
MANILA - Pemimpin komunis Filipina Jose Maria Sison meninggal di pengasingannya di Belanda pada Jumat malam. Dia meninggal pada usia 83 tahun setelah dua minggu dirawat di rumah sakit.
Partai Komunis Filipina pada Sabtu (17/12/2022) mengonfirmasi kematiannya dalam sebuah pernyataan di situs webnya.
Sison adalah pendiri Partai Komunis Filipina, yang sayap militernya-—New People’s Army (NPA) atau Tentara Rakyat Baru-—telah mengobarkan pemberontakan bersenjata dalam salah satu pemberontakan terlama di dunia.
Konflik antara NPA dan pemerintah Filipina telah menewaskan lebih dari 40.000 orang.
“Proletariat Filipina dan orang-orang yang bekerja keras berduka atas kematian guru dan penuntun mereka,” kata Partai Komunis Filipina dalam sebuah pernyataan.
Pemimpin komunis yang mengasingkan diri itu telah tinggal di Eropa sejak akhir 1980-an, setelah dibebaskan dari penjara menyusul jatuhnya diktator Ferdinand Marcos, yang putranya; Marcos Jr, terpilih sebagai presiden dalam pemilu Mei tahun ini.
Sison dimasukkan ke dalam daftar teroris oleh Amerika Serikat pada tahun 2002, yang mencegahnya bepergian.
Partai Komunis Filipina mengatakan Sison meninggal dengan tenang sekitar pukul 20.40 pada hari Jumat setelah dirawat di rumah sakit di Utrecht.
“Bahkan saat kami berduka, kami bersumpah (untuk) terus memberikan semua kekuatan dan tekad kami untuk memajukan revolusi dipandu oleh ingatan dan ajaran Ka Joma yang dicintai rakyat,” kata partai itu.
Sison juga dikenal sebagai Joma dan “Ka” berarti kawan.
Pendahulu Presiden Marcos Jr, Rodrigo Duterte, telah memprioritaskan untuk mengakhiri konflik ketika dia menjabat pada tahun 2016, tetapi dia mengabaikan upaya perdamaian, karena geram oleh serangan pemberontak yang berulang kali selama pembicaraan.
Menurut militer Filipina, yang dikutip Reuters, NPA memiliki 25.000 milisi bersenjata pada puncaknya, tetapi sekarang memiliki sekitar 2.000 milisi.
Partai Komunis Filipina pada Sabtu (17/12/2022) mengonfirmasi kematiannya dalam sebuah pernyataan di situs webnya.
Sison adalah pendiri Partai Komunis Filipina, yang sayap militernya-—New People’s Army (NPA) atau Tentara Rakyat Baru-—telah mengobarkan pemberontakan bersenjata dalam salah satu pemberontakan terlama di dunia.
Konflik antara NPA dan pemerintah Filipina telah menewaskan lebih dari 40.000 orang.
“Proletariat Filipina dan orang-orang yang bekerja keras berduka atas kematian guru dan penuntun mereka,” kata Partai Komunis Filipina dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga
Pemimpin komunis yang mengasingkan diri itu telah tinggal di Eropa sejak akhir 1980-an, setelah dibebaskan dari penjara menyusul jatuhnya diktator Ferdinand Marcos, yang putranya; Marcos Jr, terpilih sebagai presiden dalam pemilu Mei tahun ini.
Sison dimasukkan ke dalam daftar teroris oleh Amerika Serikat pada tahun 2002, yang mencegahnya bepergian.
Partai Komunis Filipina mengatakan Sison meninggal dengan tenang sekitar pukul 20.40 pada hari Jumat setelah dirawat di rumah sakit di Utrecht.
“Bahkan saat kami berduka, kami bersumpah (untuk) terus memberikan semua kekuatan dan tekad kami untuk memajukan revolusi dipandu oleh ingatan dan ajaran Ka Joma yang dicintai rakyat,” kata partai itu.
Sison juga dikenal sebagai Joma dan “Ka” berarti kawan.
Pendahulu Presiden Marcos Jr, Rodrigo Duterte, telah memprioritaskan untuk mengakhiri konflik ketika dia menjabat pada tahun 2016, tetapi dia mengabaikan upaya perdamaian, karena geram oleh serangan pemberontak yang berulang kali selama pembicaraan.
Menurut militer Filipina, yang dikutip Reuters, NPA memiliki 25.000 milisi bersenjata pada puncaknya, tetapi sekarang memiliki sekitar 2.000 milisi.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda