Pertama di Eropa, Legislator Spanyol Ajukan Undang-undang Cuti Haid
Sabtu, 17 Desember 2022 - 08:36 WIB
"Kami mengakui masalah menstruasi sebagai bagian dari hak atas kesehatan dan kami berjuang melawan stigma dan kebisuan," katanya kepada AFP seperti dikutip dari France 24, Sabtu (17/12/2022).
Menteri Kesetaraan Montero berasal dari partai sayap kiri Podemos, mitra junior dalam koalisi pimpinan Sosialis Spanyol, yang telah menjadi kekuatan pendorong di balik undang-undang tersebut.
Meskipun draf awal mengatakan perempuan akan memiliki akses ke cuti sakit "tanpa batas", namun itu tidak disebutkan dalam undang-undang yang disahkan pada hari Kamis.
Menurut Masyarakat Ginekologi dan Kebidanan Spanyol sekitar sepertiga perempuan yang menstruasi menderita sakit parah.
Namun, proposal tersebut telah menciptakan perpecahan di antara politisi dan serikat pekerja, dengan UGT, salah satu serikat pekerja terbesar di Spanyol, memperingatkan hal itu dapat menstigmatisasi perempuan di tempat kerja dan mendukung perekrutan laki-laki.
RUU itu juga mendukung akses ke layanan aborsi di rumah sakit umum, hak yang tetap dipenuhi di negara dengan tradisi Katolik yang kuat. Ini juga mengakhiri persyaratan bagi anak di bawah umur 16 dan 17 tahun untuk mendapatkan persetujuan orang tua sebelum melakukan aborsi.
Spanyol telah mengambil peran utama dalam memajukan hak-hak perempuan, mengesahkan undang-undang pertama di Eropa melawan kekerasan dalam rumah tangga pada tahun 2004, dan kabinetnya saat ini memiliki lebih banyak perempuan daripada laki-laki.
Menteri Kesetaraan Montero berasal dari partai sayap kiri Podemos, mitra junior dalam koalisi pimpinan Sosialis Spanyol, yang telah menjadi kekuatan pendorong di balik undang-undang tersebut.
Meskipun draf awal mengatakan perempuan akan memiliki akses ke cuti sakit "tanpa batas", namun itu tidak disebutkan dalam undang-undang yang disahkan pada hari Kamis.
Menurut Masyarakat Ginekologi dan Kebidanan Spanyol sekitar sepertiga perempuan yang menstruasi menderita sakit parah.
Namun, proposal tersebut telah menciptakan perpecahan di antara politisi dan serikat pekerja, dengan UGT, salah satu serikat pekerja terbesar di Spanyol, memperingatkan hal itu dapat menstigmatisasi perempuan di tempat kerja dan mendukung perekrutan laki-laki.
RUU itu juga mendukung akses ke layanan aborsi di rumah sakit umum, hak yang tetap dipenuhi di negara dengan tradisi Katolik yang kuat. Ini juga mengakhiri persyaratan bagi anak di bawah umur 16 dan 17 tahun untuk mendapatkan persetujuan orang tua sebelum melakukan aborsi.
Spanyol telah mengambil peran utama dalam memajukan hak-hak perempuan, mengesahkan undang-undang pertama di Eropa melawan kekerasan dalam rumah tangga pada tahun 2004, dan kabinetnya saat ini memiliki lebih banyak perempuan daripada laki-laki.
(ian)
tulis komentar anda