AS Berhasil Uji Coba Rudal Hipersonik yang Diluncurkan dari Bomber B-52
Selasa, 13 Desember 2022 - 06:52 WIB
Pentagon telah meningkatkan penekanan pada pengujian dan pengembangan senjata hipersonik, terutama karena China dan Rusia telah menunjukkan kemajuan dalam program mereka sendiri.
Rusia telah mengerahkan rudal hipersonik Kinzhal di Ukraina, mungkin menandai pertama kalinya senjata semacam itu digunakan dalam perang. Sementara, selama pengujian tahun lalu, rudal hipersonik China terbang ke seluruh dunia sebelum mengenai sasarannya.
Senjata hipersonik bergerak dengan kecepatan lebih dari Mach 5 atau sekitar 4.000 mil per jam, membuatnya sulit dideteksi dan dicegat tepat waktu.
Rudal jenis itu juga dapat bermanuver dan memvariasikan ketinggian, memungkinkan mereka untuk menghindari sistem pertahanan rudal tercanggih saat ini.
Ketika negara-negara adidaya lainnya mendorong maju dengan pengembangan senjata hipersonik mereka, AS mendapati dirinya semakin tertinggal akibat kegagalan pengujian.
Pada bulan Mei, sistem hipersonik lain yang disebut Common Hypersonic Glide Body gagal selama tes lengkap pertamanya, yang menurut Pentagon, karena "anomali".
Tes sistem sebelumnya, sebuah usaha patungan antara Angkatan Darat dan Angkatan Laut, juga gagal.
Sejak itu, Pentagon telah bekerja untuk meningkatkan kecepatan pengujian hipersonik dan upaya penelitian dan pengembangannya, meminta universitas-universitas untuk membantu beberapa aspek rudal canggih yang lebih rumit.
Rusia telah mengerahkan rudal hipersonik Kinzhal di Ukraina, mungkin menandai pertama kalinya senjata semacam itu digunakan dalam perang. Sementara, selama pengujian tahun lalu, rudal hipersonik China terbang ke seluruh dunia sebelum mengenai sasarannya.
Senjata hipersonik bergerak dengan kecepatan lebih dari Mach 5 atau sekitar 4.000 mil per jam, membuatnya sulit dideteksi dan dicegat tepat waktu.
Rudal jenis itu juga dapat bermanuver dan memvariasikan ketinggian, memungkinkan mereka untuk menghindari sistem pertahanan rudal tercanggih saat ini.
Ketika negara-negara adidaya lainnya mendorong maju dengan pengembangan senjata hipersonik mereka, AS mendapati dirinya semakin tertinggal akibat kegagalan pengujian.
Pada bulan Mei, sistem hipersonik lain yang disebut Common Hypersonic Glide Body gagal selama tes lengkap pertamanya, yang menurut Pentagon, karena "anomali".
Tes sistem sebelumnya, sebuah usaha patungan antara Angkatan Darat dan Angkatan Laut, juga gagal.
Sejak itu, Pentagon telah bekerja untuk meningkatkan kecepatan pengujian hipersonik dan upaya penelitian dan pengembangannya, meminta universitas-universitas untuk membantu beberapa aspek rudal canggih yang lebih rumit.
(min)
tulis komentar anda