Eks FSB Ungkap Buruknya Perang Rusia di Ukraina, Ibarat Kepala Ikan Busuk

Senin, 12 Desember 2022 - 16:00 WIB
Kementerian Pertahanan Rusia tidak mengomentari pernyataan dari Girkin yang telah berulang kali mengkritik Shoigu, sekutu dekat Putin, atas kekalahan medan perang yang diderita Rusia dalam perang.

Baik Ukraina dan Rusia mengatakan pihak lain telah menderita korban yang sangat tinggi, meskipun tidak ada yang memberikan data yang jelas tentang kerugian mereka sendiri.

Jenderal tertinggi Amerika Serikat (AS) Mark Milley memperkirakan pada 9 November bahwa Rusia dan Ukraina masing-masing menyaksikan lebih dari 100.000 tentara mereka terbunuh atau terluka. Jumlah kematian warga sipil tidak diketahui.

Rusia mengeluarkan undang-undang tak lama setelah invasi yang memungkinkan hukuman penjara hingga lima tahun untuk tindakan yang ditafsirkan mendiskreditkan angkatan bersenjata, atau hingga 15 tahun karena menyebarkan informasi palsu yang sengaja.

Putin pada pekan lalu menggunakan kata "perang" untuk menggambarkan konflik tersebut, yang dimulai pada tahun 2014 ketika seorang presiden pro-Rusia digulingkan dalam Revolusi Maidan di Ukraina dan Rusia mencaplok Crimea, dengan pasukan separatis yang didukung Rusia bertempur di timur Ukraina.

Putin menyebut apa yang dia sebut "operasi militer khusus" Rusia sebagai momen yang menentukan ketika Rusia akhirnya melawan Barat yang arogan, yang dipimpin oleh Amerika Serikat, setelah puluhan tahun dipermalukan sejak jatuhnya Uni Soviet pada 1991.

Pasukan Moskow, kata Putin, membela orang-orang Rusia di Ukraina melawan dekaden Barat yang pada akhirnya ingin mengiris sumber daya Rusia yang sangat besar dan memberantas peradaban Rusia. Barat menyangkal plot semacam itu.

Ukraina dan Barat mengatakan Putin tidak memiliki pembenaran atas apa yang mereka sebut sebagai perang pendudukan gaya kekaisaran atau tsar. Ukraina mengatakan akan berjuang sampai tentara Rusia terakhir dikeluarkan dari wilayahnya.

Barat, kata Girkin, ingin mengobarkan situasi revolusioner di Rusia mirip dengan Revolusi Februari tahun 1917 ketika Tsar Nicholas II turun takhta di tengah kemarahan rakyat dan elite atas kegagalan Rusia dalam Perang Dunia I.

Rusia, katanya, memiliki kekurangan rudal taktis yang efektif dan tidak jelas apakah itu dapat menghasilkan cukup sementara Rusia gagal membangun superioritas udara karena pertahanan udara Ukraina yang didukung Barat.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More