PM Finlandia: Eropa Tak Cukup Kuat, Kita akan Bermasalah Tanpa AS
Jum'at, 02 Desember 2022 - 22:51 WIB
HELSINKI - Negara-negara Eropa Barat akan berada di tempat berbahaya sekarang jika bukan karena peran yang dimainkan Amerika Serikat (AS) dalam konflik Ukraina.
Klaim itu diungkapkan Perdana Menteri (PM) Finlandia Sanna Marin pada Jumat (2/12/2022). Dia juga mendesak mitra Helsinki untuk meningkatkan upaya membangun kemampuan pertahanan.
Berbicara selama kunjungan ke Australia, Perdana Menteri (PM) Finlandia tersebut mengindikasikan Eropa Barat tidak berada pada posisi yang tepat untuk menangani krisis saat ini sendirian.
“Saya akan sangat jujur kepada Anda, Eropa tidak cukup kuat. Kita akan berada dalam masalah tanpa Amerika Serikat melibatkan (dirinya sendiri) dalam perang Ukraina,” ujar dia, menunjuk pada bantuan besar-besaran yang telah diberikan Washington kepada Kiev.
Komentarnya tampaknya tentang penahanan Rusia, yang merupakan negara terbesar di benua itu.
Para pemimpin Uni Eropa (UE) sering menggunakan Eropa untuk merujuk pada blok tersebut, terlepas dari kenyataan sejumlah negara besar Eropa seperti Rusia, Inggris, Ukraina, Norwegia, Swiss, Serbia, dan Belarusia bukan anggota.
Menurut Marin, negara-negara Eropa yang bersekutu dengan NATO harus meningkatkan kapasitas mereka.
“Kita harus memastikan bahwa kita juga membangun kemampuan tersebut dalam hal pertahanan Eropa dan industri pertahanan Eropa,” papar dia.
Dia juga mencatat operasi militer Rusia di Ukraina telah mengubah kalkulus politik Helsinki “dalam semalam”.
Pada Mei, Finlandia dan tetangganya di Nordik, Swedia, mengajukan permohonan bergabung dengan NATO. Meski blok tersebut menuruti permintaan ini, tawaran kedua negara belum diratifikasi oleh 30 anggotanya.
Aliansi pimpinan AS telah berulang kali mengatakan, meskipun mendukung Ukraina secara militer, mereka bukan pihak dalam konflik.
Namun, pada Kamis, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menuduh Washington dan NATO berpartisipasi langsung dalam konflik itu.
Dia menambahkan Moskow tidak memerlukan jenis arsitektur keamanan yang coba dibangun oleh negara-negara Barat tanpa Rusia dan Belarusia. "Keamanan Eropa sekarang bermuara pada tunduk sepenuhnya kepada AS," tegas Lavrov.
Dia melanjutkan dengan memperingatkan, meski dalam beberapa tahun terakhir Prancis dan Jerman mencari kemerdekaan dari perlindungan militer Amerika, AS bertekad menjadikan NATO sangat diperlukan dan ingin mengadu domba negara-negara Eropa lainnya dengan Rusia.
Klaim itu diungkapkan Perdana Menteri (PM) Finlandia Sanna Marin pada Jumat (2/12/2022). Dia juga mendesak mitra Helsinki untuk meningkatkan upaya membangun kemampuan pertahanan.
Berbicara selama kunjungan ke Australia, Perdana Menteri (PM) Finlandia tersebut mengindikasikan Eropa Barat tidak berada pada posisi yang tepat untuk menangani krisis saat ini sendirian.
“Saya akan sangat jujur kepada Anda, Eropa tidak cukup kuat. Kita akan berada dalam masalah tanpa Amerika Serikat melibatkan (dirinya sendiri) dalam perang Ukraina,” ujar dia, menunjuk pada bantuan besar-besaran yang telah diberikan Washington kepada Kiev.
Komentarnya tampaknya tentang penahanan Rusia, yang merupakan negara terbesar di benua itu.
Para pemimpin Uni Eropa (UE) sering menggunakan Eropa untuk merujuk pada blok tersebut, terlepas dari kenyataan sejumlah negara besar Eropa seperti Rusia, Inggris, Ukraina, Norwegia, Swiss, Serbia, dan Belarusia bukan anggota.
Menurut Marin, negara-negara Eropa yang bersekutu dengan NATO harus meningkatkan kapasitas mereka.
“Kita harus memastikan bahwa kita juga membangun kemampuan tersebut dalam hal pertahanan Eropa dan industri pertahanan Eropa,” papar dia.
Dia juga mencatat operasi militer Rusia di Ukraina telah mengubah kalkulus politik Helsinki “dalam semalam”.
Pada Mei, Finlandia dan tetangganya di Nordik, Swedia, mengajukan permohonan bergabung dengan NATO. Meski blok tersebut menuruti permintaan ini, tawaran kedua negara belum diratifikasi oleh 30 anggotanya.
Aliansi pimpinan AS telah berulang kali mengatakan, meskipun mendukung Ukraina secara militer, mereka bukan pihak dalam konflik.
Namun, pada Kamis, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menuduh Washington dan NATO berpartisipasi langsung dalam konflik itu.
Dia menambahkan Moskow tidak memerlukan jenis arsitektur keamanan yang coba dibangun oleh negara-negara Barat tanpa Rusia dan Belarusia. "Keamanan Eropa sekarang bermuara pada tunduk sepenuhnya kepada AS," tegas Lavrov.
Dia melanjutkan dengan memperingatkan, meski dalam beberapa tahun terakhir Prancis dan Jerman mencari kemerdekaan dari perlindungan militer Amerika, AS bertekad menjadikan NATO sangat diperlukan dan ingin mengadu domba negara-negara Eropa lainnya dengan Rusia.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda