Cerita Kudeta Ala Mafia oleh MBS: Ancaman Pemerkosaan hingga Todong Senjata

Jum'at, 02 Desember 2022 - 15:07 WIB
Mantan Putra Mahkota ditempatkan di bawah tahanan rumah, dan dia mengatakan kepada penasihatnya; Aljabri—yang sedang berada di luar negeri pada saat itu--untuk tidak kembali ke Saudi. Aljabri melarikan diri ke Kanada, di mana dia menjadi sasaran dugaan rencana pembunuhan oleh "Pasukan Harimau" Arab Saudi—yang ditolak masuk di perbatasan Kanada.

Kemudian pada tahun 2017, kondisi tahanan rumahnya dilonggarkan, namun Nayef tetap dilarang keluar negeri.

Pada 2018 dan 2019, dia diberi kebebasan relatif. Dia diizinkan pergi berburu di pedesaan, dan tampil di pernikahan kerajaan dan pemakaman.

Namun pada Maret 2020, peruntungan Nayef berbalik lagi. Para pejabat menggerebeknya di dekat Riyadh. Dia kemudian ditahan bersama dengan beberapa stafnya.

Penjaga melaporkan bahwa dia ditempatkan di sel isolasi, dan-- menurut sumber yang berbasis di Eropa--"dianiaya secara serius".

Sumber itu melaporkan bahwa Nayef dirantai di pergelangan kakinya dan disiksa--menyebabkan "kerusakan jangka panjang pada kaki bagian bawah dan pergelangan kakinya".

Sekarang menyakitkan baginya untuk berbicara, dan berat badannya turun dalam jumlah yang signifikan.

Sumber yang sama mengatakan kepada The Guardian bahwa menjelang akhir tahun 2020, Nayef dipindahkan lagi—kali ini ke kompleks istana Yamamah di Riyadh—kediaman resmi Raja Salman. Nayef diawasi setiap saat oleh CCTV, dan tidak diperbolehkan meninggalkan unit kecil di dalam gedung.

Pada 2021, para bankir dan pengacara Nayef di Eropa dilaporkan telah menerima permintaan pengiriman uang. Sementara asetnya di negara asalnya disita, Nayef diyakini memiliki properti bernilai miliaran poundsterling di luar negeri.

Para bankir dan pengacara mengabaikan dan menolak permintaan tersebut, percaya Nayef telah ditempatkan di bawah tekanan untuk melakukannya.

Para bankir di Swiss mengatakan mereka hanya akan menyetujui permintaan tersebut jika dia mengajukannya secara langsung.

Sumber itu mengatakan kepada The Guardian: "Alasan utama Nayef ditahan adalah karena putra mahkota salah percaya bahwa dia adalah ancaman bagi suksesi. Selain mengejar uangnya, MBS berusaha mempermalukan Nayef sehingga sama sekali tidak ada ancaman siapa pun yang melihat mantan putra mahkota sebagai alternatif yang layak."

Diyakini bahwa Nayef dan Pangeran Ahmed bin Abdulaziz—bangsawan senior lainnya yang dianggap sebagai calon penantang MBS--masih ditahan hingga hari ini. Lokasi persisnya sampai hari ini tidak diketahui.

Nayef membantah berkomplot melawan Putra Mahkota MBS, dan tim pengacaranya mengatakan pada tahun 2020 bahwa mereka "khawatir" akan keselamatannya.

Sementara itu, MBS telah berusaha untuk menghapus citranya setelah pembunuhan Jamal Khashoggi tahun 2018, yang dibunuh oleh regu pembunuh Saudi di dalam konsulat Saudi di Istanbul, dan perang yang dipimpin Saudi yang merusak di Yaman.

Putra Mahkota MBS telah mengambil beberapa langkah untuk membuat Arab Saudi tampak lebih liberal di dunia luar, seperti memberikan hak mengemudi kepada perempuan.

Namun perlakuan terhadap sepupunya lebih sejalan dengan dugaan keterlibatannya dalam pembunuhan brutal Khashoggi. Sekarang, tanpa penantang takhta yang jelas dan Barat yang membutuhkan minyak Arab Saudi, kekuatan MBS tampak mutlak.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More