Cerita Kudeta Ala Mafia oleh MBS: Ancaman Pemerkosaan hingga Todong Senjata
Jum'at, 02 Desember 2022 - 15:07 WIB
RIYADH - Mantan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Nayef (MBN) diberitahu bahwa anggota keluarga perempuannya akan diperkosa jika dia menolak memberi jalan bagi saingannya; Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) selama kudeta istana yang terkenal tahun 2017.
Cerita kudeta itu diungkap dalam laporan panjang The Guardian yang menggambarkannya sebagai kudeta ala mafia dengan sebutan "The Godfather, Saudi style". Laporan itu diterbitkan 29 November 2022.
Dalam langkah yang mengejutkan pada saat itu, Raja Salman mempromosikan MBS sebagai pewaris takhta Saudi setelah dugaan perebutan kekuasaan antara MBS dan MBN—yang keduanya adalah saudara sepupu.
Sejak itu, Nayef dilaporkan telah menghabiskan berbagai masa penahanan dan tahanan rumah. Laporan menunjukkan bahwa lebih dari lima tahun setelah MBS melakukan kudeta, Nayef masih ditahan, meskipun tidak jelas di mana tepatnya.
Sekarang, klaim baru telah muncul tentang dugaan perlakuan terhadp Nayef di tangan rezim Saudi, di mana sumber yang dekat dengan sang pangeran mengatakan dia diberitahu jika dia tidak menyerahkan klaimnya atas takhta, anggota keluarga perempuannya akan diperkosa—dan bahwa dia dirantai di pergelangan kaki saat ditahan di sel isolasi.
Klaim tersebut menambah kekhawatiran tentang MBS, yang sejak itu mengambil langkah-langkah untuk mengonsolidasikan kekuasaannya sebagai penguasa de-facto yang kejam dari negara kaya minyak.
Informasi tentang Keluarga Kerajaan Saudi dijaga ketat oleh negara otokratis, tetapi kisah kudeta tahun 2017 dan klaim tentang penahanan Nayef selanjutnya kini tersebar luas di domain publik.
Nayef, sekutu dekat dinas intelijen AS, terpaksa mundur sebagai Putra Mahkota Saudi pada 20 Juni 2017.
Cerita kudeta itu diungkap dalam laporan panjang The Guardian yang menggambarkannya sebagai kudeta ala mafia dengan sebutan "The Godfather, Saudi style". Laporan itu diterbitkan 29 November 2022.
Dalam langkah yang mengejutkan pada saat itu, Raja Salman mempromosikan MBS sebagai pewaris takhta Saudi setelah dugaan perebutan kekuasaan antara MBS dan MBN—yang keduanya adalah saudara sepupu.
Sejak itu, Nayef dilaporkan telah menghabiskan berbagai masa penahanan dan tahanan rumah. Laporan menunjukkan bahwa lebih dari lima tahun setelah MBS melakukan kudeta, Nayef masih ditahan, meskipun tidak jelas di mana tepatnya.
Baca Juga
Sekarang, klaim baru telah muncul tentang dugaan perlakuan terhadp Nayef di tangan rezim Saudi, di mana sumber yang dekat dengan sang pangeran mengatakan dia diberitahu jika dia tidak menyerahkan klaimnya atas takhta, anggota keluarga perempuannya akan diperkosa—dan bahwa dia dirantai di pergelangan kaki saat ditahan di sel isolasi.
Klaim tersebut menambah kekhawatiran tentang MBS, yang sejak itu mengambil langkah-langkah untuk mengonsolidasikan kekuasaannya sebagai penguasa de-facto yang kejam dari negara kaya minyak.
Informasi tentang Keluarga Kerajaan Saudi dijaga ketat oleh negara otokratis, tetapi kisah kudeta tahun 2017 dan klaim tentang penahanan Nayef selanjutnya kini tersebar luas di domain publik.
Nayef, sekutu dekat dinas intelijen AS, terpaksa mundur sebagai Putra Mahkota Saudi pada 20 Juni 2017.
tulis komentar anda