Rayakan Kemenangan AS di Piala Dunia, Seorang Pria Dilaporkan Dieksekusi Tentara Iran
Jum'at, 02 Desember 2022 - 05:52 WIB
TEHERAN - Seorang pria dilaporkan telah ditembak dan dibunuh oleh pasukan Iran karena merayakan kekalahan negara itu dari Amerika Serikat (AS) di Piala Dunia 2022 .
Aktivis mengatakan bahwa pasukan pemerintah di Bandar Anzali, Iran timur, mengeksekusi Mehran Samak (27) setelah dia membunyikan klakson mobilnya.
Menurut sebuah laporan dari Iran International, dia sedang duduk di dalam kendaraan bersama tunangannya ketika seorang anggota pasukan keamanan Iran mendekat dan menembak kepalanya.
Dia dilarikan ke rumah sakit terdekat di mana dia kemudian meninggal seperti dikutip dari Daily Star, Jumat (2/12/2022).
Para pengunjuk rasa anti-pemerintah secara terbuka merayakan tersingkirnya Iran dari ajang sepak bola empat tahunan itu pada Selasa lalu setelah kalah 1-0 dari AS.
Banyak warga Iran menolak untuk mendukung tim nasional mereka di Piala Dunia Qatar karena melihatnya sebagai lambang dari rezim tirani negara itu.
Gambar-gambar dari seluruh negeri, terutama di barat laut Kurdi, menunjukkan para pengunjuk rasa merayakan dengan gembira kekalahan timnas Iran dari AS.
Banyak yang meneriakkan "matilah sang diktator", sebuah slogan protes populer yang mengacu pada Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Iran telah disapu oleh gelombang aksi protes selama beberapa bulan terakhir yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini (22) dalam tahanan polisi. Ia ditangkap oleh polisi moralitas di Teheran karena diduga melanggar aturan berpakaian yang ketat di negara itu.
Protes penuh kemarahan dengan cepat meletus setelah kematiannya, menjadi salah satu tantangan paling serius bagi teokrasi Iran sejak berdirinya pada Revolusi Islam 1979.
Tim sepak bola Iran telah menjadi pusat perhatian sejak Piala Dunia dimulai setelah menolak menyanyikan lagu kebangsaan negaranya jelang pertandingan pembukaan dimana mereka kalah 6-2 dari Inggris.
Namun saat kontra AS, para pemain Iran terlihat menyanyikan lagu kebangsaannya di lapangan sebelum pertandingan. Mereka diberikan peringatan akan mendapatkan konskuensi atas keputusan tidak menyanyikan lagu kebangsaan yang dianggap sebagai tindakan menghina.
Pekan lalu Voria Ghafouri, yang dikeluarkan dari skuad tim nasional Iran jelang Piala Dunia, ditangkap setelah sesi latihan dengan klub lokalnya Foolad Khuzestan karena mengkritik pemerintah atas tindakan keras terhadap aksi protes baru-baru ini.
Dia ditangkap atas tuduhan telah menodai reputasi tim nasional dan menyebarkan propaganda melawan negara.
Aktivis mengatakan bahwa pasukan pemerintah di Bandar Anzali, Iran timur, mengeksekusi Mehran Samak (27) setelah dia membunyikan klakson mobilnya.
Menurut sebuah laporan dari Iran International, dia sedang duduk di dalam kendaraan bersama tunangannya ketika seorang anggota pasukan keamanan Iran mendekat dan menembak kepalanya.
Dia dilarikan ke rumah sakit terdekat di mana dia kemudian meninggal seperti dikutip dari Daily Star, Jumat (2/12/2022).
Para pengunjuk rasa anti-pemerintah secara terbuka merayakan tersingkirnya Iran dari ajang sepak bola empat tahunan itu pada Selasa lalu setelah kalah 1-0 dari AS.
Banyak warga Iran menolak untuk mendukung tim nasional mereka di Piala Dunia Qatar karena melihatnya sebagai lambang dari rezim tirani negara itu.
Gambar-gambar dari seluruh negeri, terutama di barat laut Kurdi, menunjukkan para pengunjuk rasa merayakan dengan gembira kekalahan timnas Iran dari AS.
Banyak yang meneriakkan "matilah sang diktator", sebuah slogan protes populer yang mengacu pada Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Iran telah disapu oleh gelombang aksi protes selama beberapa bulan terakhir yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini (22) dalam tahanan polisi. Ia ditangkap oleh polisi moralitas di Teheran karena diduga melanggar aturan berpakaian yang ketat di negara itu.
Protes penuh kemarahan dengan cepat meletus setelah kematiannya, menjadi salah satu tantangan paling serius bagi teokrasi Iran sejak berdirinya pada Revolusi Islam 1979.
Tim sepak bola Iran telah menjadi pusat perhatian sejak Piala Dunia dimulai setelah menolak menyanyikan lagu kebangsaan negaranya jelang pertandingan pembukaan dimana mereka kalah 6-2 dari Inggris.
Namun saat kontra AS, para pemain Iran terlihat menyanyikan lagu kebangsaannya di lapangan sebelum pertandingan. Mereka diberikan peringatan akan mendapatkan konskuensi atas keputusan tidak menyanyikan lagu kebangsaan yang dianggap sebagai tindakan menghina.
Pekan lalu Voria Ghafouri, yang dikeluarkan dari skuad tim nasional Iran jelang Piala Dunia, ditangkap setelah sesi latihan dengan klub lokalnya Foolad Khuzestan karena mengkritik pemerintah atas tindakan keras terhadap aksi protes baru-baru ini.
Dia ditangkap atas tuduhan telah menodai reputasi tim nasional dan menyebarkan propaganda melawan negara.
Baca Juga
(ian)
tulis komentar anda