AS Setujui Penjualan Senjata Senilai Rp16 Triliun ke Qatar
Rabu, 30 November 2022 - 14:01 WIB
WASHINGTON - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyetujui kesepakatan senjata yang telah lama tertunda dengan Qatar.
AS setuju memasok sekutu Timur Tengah itu dengan kendaraan udara tak berawak (UAV) senilai USD1 miliar (Rp16 triliun).
Departemen Luar Negeri AS mengumumkan lampu hijau untuk kesepakatan pada Selasa (29/11/2022), tepat saat tim Amerika dan Iran memulai paruh kedua pertandingan sepak bola Piala Dunia mereka di Doha.
Penjualan tersebut mencakup 10 sistem drone canggih, 200 pencegat drone, dan peralatan terkait.
Qatar mengajukan permintaan untuk pembelian UAV, termasuk drone MQ-9, pada tahun 2020.
Terlepas dari hubungan dekat Doha dengan Washington, termasuk menjadi tuan rumah markas depan Komando Pusat AS dan pusat operasi udara Pentagon untuk wilayah tersebut di Pangkalan Udara Al Udeid, AS lambat menyetujui kesepakatan itu.
Bahkan ketika Qatar menampung ribuan pengungsi dan membantu meredakan kekacauan akibat penarikan AS dari Afghanistan tahun lalu, pemerintah Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani berjuang mendapatkan jawaban yang jelas dari pemerintahan Biden tentang apa yang menghambat transaksi UAV.
Pentagon mendorong persetujuan penjualan, mengutip keandalan Qatar sebagai mitra tepercaya.
Meski demikian, pejabat Departemen Luar Negeri AS khawatir negara-negara lain di kawasan itu, termasuk Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA), akan marah, menurut laporan media tahun lalu.
Arab Saudi, UEA, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan dengan Qatar pada 2017, menuduh negara itu mendukung teroris.
AS berselisih dengan Arab Saudi tahun ini, setelah Riyadh diduga mengingkari kesepakatan rahasia untuk meningkatkan pasokan minyak menjelang pemilu kongres paruh waktu bulan ini.
Biden menanggapi dengan berjanji mengevaluasi kembali hubungan AS-Saudi, dengan mengatakan, "Akan ada konsekuensinya."
“Penjualan UAV akan mendukung kebijakan luar negeri dan tujuan keamanan nasional Amerika Serikat dengan membantu meningkatkan keamanan negara sahabat yang terus menjadi kekuatan penting bagi stabilitas politik dan kemajuan ekonomi di Timur Tengah,” ungkap Departemen Luar Negeri (Deplu) AS.
“Ini akan meningkatkan kemampuan Qatar untuk menghadapi ancaman saat ini dan masa depan dengan memberikan kemampuan elektronik dan kinetik terhadap sistem pesawat tak berawak,” papar Deplu AS.
Drone yang dipasok AS akan membantu Qatar memantau infrastruktur gas alamnya yang luas dan mencegah serangan teroris.
Doha bertujuan menyelesaikan pembelian tepat waktu untuk meningkatkan keamanan Piala Dunia.
AS setuju memasok sekutu Timur Tengah itu dengan kendaraan udara tak berawak (UAV) senilai USD1 miliar (Rp16 triliun).
Departemen Luar Negeri AS mengumumkan lampu hijau untuk kesepakatan pada Selasa (29/11/2022), tepat saat tim Amerika dan Iran memulai paruh kedua pertandingan sepak bola Piala Dunia mereka di Doha.
Penjualan tersebut mencakup 10 sistem drone canggih, 200 pencegat drone, dan peralatan terkait.
Qatar mengajukan permintaan untuk pembelian UAV, termasuk drone MQ-9, pada tahun 2020.
Terlepas dari hubungan dekat Doha dengan Washington, termasuk menjadi tuan rumah markas depan Komando Pusat AS dan pusat operasi udara Pentagon untuk wilayah tersebut di Pangkalan Udara Al Udeid, AS lambat menyetujui kesepakatan itu.
Bahkan ketika Qatar menampung ribuan pengungsi dan membantu meredakan kekacauan akibat penarikan AS dari Afghanistan tahun lalu, pemerintah Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani berjuang mendapatkan jawaban yang jelas dari pemerintahan Biden tentang apa yang menghambat transaksi UAV.
Pentagon mendorong persetujuan penjualan, mengutip keandalan Qatar sebagai mitra tepercaya.
Meski demikian, pejabat Departemen Luar Negeri AS khawatir negara-negara lain di kawasan itu, termasuk Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA), akan marah, menurut laporan media tahun lalu.
Arab Saudi, UEA, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan dengan Qatar pada 2017, menuduh negara itu mendukung teroris.
AS berselisih dengan Arab Saudi tahun ini, setelah Riyadh diduga mengingkari kesepakatan rahasia untuk meningkatkan pasokan minyak menjelang pemilu kongres paruh waktu bulan ini.
Biden menanggapi dengan berjanji mengevaluasi kembali hubungan AS-Saudi, dengan mengatakan, "Akan ada konsekuensinya."
“Penjualan UAV akan mendukung kebijakan luar negeri dan tujuan keamanan nasional Amerika Serikat dengan membantu meningkatkan keamanan negara sahabat yang terus menjadi kekuatan penting bagi stabilitas politik dan kemajuan ekonomi di Timur Tengah,” ungkap Departemen Luar Negeri (Deplu) AS.
“Ini akan meningkatkan kemampuan Qatar untuk menghadapi ancaman saat ini dan masa depan dengan memberikan kemampuan elektronik dan kinetik terhadap sistem pesawat tak berawak,” papar Deplu AS.
Drone yang dipasok AS akan membantu Qatar memantau infrastruktur gas alamnya yang luas dan mencegah serangan teroris.
Doha bertujuan menyelesaikan pembelian tepat waktu untuk meningkatkan keamanan Piala Dunia.
(sya)
tulis komentar anda