Ben-Gvir Sang Politisi Ekstremis Anti-Arab Menjadi Menteri Keamanan Nasional Israel

Sabtu, 26 November 2022 - 00:01 WIB
Itamar Ben-Gvir, politisi ekstremis yang terkenal dengan retorika anti-Arab, ditunjuk menjadi Menteri Keamanan Nasional Israel di kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Foto/REUTERS
TEL AVIV - Itamar Ben-Gvir , politisi ekstremis yang terkenal dengan retorika anti-Arab, ditunjuk menjadi Menteri Keamanan Nasional Israel dalam kabinet pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu yang sebentar lagi menjalankan kekuasaan.

Partai Likud pimpinan Netanyahu telah menandatangani perjanjian koalisi pertamanya dengan Partai Otzma Yehudit atau Partai Jewish Power sayap kanan, memberikan Ben-Gvir jabatan yang akan membawahi kepolisian.

"Kami mengambil langkah besar malam ini menuju kesepakatan koalisi penuh, menuju pembentukan pemerintahan sayap kanan sepenuhnya," kata Ben-Gvir dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (25/11/2022), seperti dikutip Al Jazeera.



Partai Otzma Yehudit pimpinan Ben-Gvir merupakan bagian dari koalisi Religious Zionism sayap kanan yang dipimpin oleh Bezalel Smotrich.



Religious Zionism berafiliasi dengan Netanyahu dan telah memenangkan pemilu 1 November lalu, mengakhiri hampir empat tahun ketidakstabilan politik Israel.

Perjanjian Likud dengan Jewish Power tidak memperhitungkan pemerintahan baru yang penuh dan final, karena negosiasi dengan mitra koalisi berlarut-larut. Tapi itu menunjukkan kemajuan yang lambat dan mantap menuju pembentukan pemerintahan yang tampaknya akan menjadi pemerintahan sayap paling kanan dalam sejarah Israel.

Di bawah ketentuan kesepakatan, Ben-Gvir—yang hingga tahun lalu paling dikenal sebagai provokator sayap kanan agama yang membenci Palestina—akan mengambil peran baru sebagai Menteri Keamanan Nasional.

Dia juga akan memiliki kendali atas divisi Polisi Perbatasan Israel di Tepi Barat—wilayah Palestina yang diduduki pasukan Zionis—yang saat ini berada di bawah Kementerian Pertahanan.

Selain itu, dia akan mengambil beberapa portofolio dan peran yang baru dibentuk, termasuk yang terkait dengan pengembangan gurun Negev, yang lain sebagai wakil menteri di Kementerian Ekonomi, dan ketua Komite Keamanan Publik Parlemen (Knesset) Israel.

Perjanjian itu juga mencakup kesepakatan untuk membentuk garda nasional dan memperluas mobilisasi pasukan cadangan di Polisi Perbatasan.

Juga akan ada pelonggaran undang-undang di sekitar perbatasan selatan untuk mengizinkan tembakan terhadap "pencuri yang tertangkap basah mencuri senjata dari pangkalan militer".

Belum jelas apa efek dari perubahan undang-undang itu, mengingat tentara sudah diberi lebih banyak kelonggaran untuk melepaskan tembakan tahun lalu.

Ben-Gvir memiliki rekor dalam aksi ekstremisnya, termasuk mendapat hukuman pada tahun 2007 atas hasutan rasis terhadap orang Arab dan dukungan untuk terorisme, serta aktivisme anti-LGBTQ.

Dia mengaku tidak lagi menganjurkan pengusiran semua warga Palestina—hanya mereka yang dia anggap sebagai “pengkhianat” atau “teroris”.

Sebagai seorang pemukim ilegal yang tinggal di Tepi Barat, yang diduduki Israel sejak 1967, Ben-Gvir menentang kenegaraan Palestina.

Dia juga mendukung ibadah umat Yahudi di kompleks Masjid Al-Aqsa, yang dikenal orang Yahudi sebagai Temple Mount. Itu bertentangan dengan status quo situs tersebut, dan penentangan tradisional Yahudi Ortodoks untuk beribadah di sana.

Meningkatnya kehadiran orang-orang Yahudi sayap kanan yang mencoba untuk beribadah di tempat tersebut, yang dilindungi oleh pasukan Israel, telah membuat warga Palestina marah dan menyebabkan konfrontasi dengan kekerasan.

Dimasukkannya tokoh-tokoh sayap kanan dalam pemerintahan koalisi Netanyahu telah mengkhawatirkan sekutu Barat Israel. Setidakny itu diakui Presiden Israel Isaac Herzog, yang kata-katanya ditangkap oleh mikrofon yang menurutnya tidak aktif.

Sejak memenangkan kursi Knesset, Ben-Gvir telah menodongkan pistol ke petugas parkir Palestina di Tel Aviv—di mana dia diinterogasi oleh polisi—dan berselisih dengan legislator Ayman Odeh, seorang warga Palestina Israel, ketika Odeh memblokirnya dari kamar rumah sakit seorang tahanan Palestina yang melakukan mogok makan.

Bulan lalu, Ben-Gvir pergi ke lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur yang diduduki, di mana otoritas Israel berusaha untuk mengusir keluarga Palestina, dengan sekelompok pemukim yang memotong ban mobil warga Palestina dan mencoba menyerbu rumah satu keluarga.

Ketika orang-orang Palestina menanggapi dengan melempar batu, dia mengeluarkan pistol, meskipun ada polisi di tempat kejadian.

Ben-Gvir mengeklaim tangan petugas polisi dan tentara Israel diikat dan dia ingin melonggarkan aturan untuk memungkinkan mereka menembak orang Palestina yang melempar batu—tetapi bukan pada orang Yahudi yang melakukan hal sama.
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More