Ngeri, Para ilmuwan Hidupkan Lagi Virus Purba Berumur 48.500 Tahun
Jum'at, 25 November 2022 - 07:38 WIB
Semua virus yang dihidupkan kembali oleh tim termasuk jenis pandoravirus, sekelompok virus raksasa yang hanya mampu menginfeksi organisme bersel tunggal seperti amuba.
“Namun, fakta bahwa kesembilan virus purba masih mampu menginfeksi sel hidup setelah menghabiskan puluhan ribu tahun di permafrost berarti bahwa virus lain yang berpotensi menularkan tumbuhan, hewan, atau bahkan manusia, yang terperangkap di sana dapat dilepaskan, dan dihidupkan kembali, juga,” papar para ilmuwan memperingatkan.
“Ada bahaya yang nyata,” ujar Claverie. Dia menambahkan, “Ada bakteri dan virus yang keluar setiap hari.”
“Namun, tidak mungkin untuk secara tepat menentukan tingkat potensi bahaya saat ini,” papar ilmuwan tersebut.
Rusia telah memperingatkan tentang bahaya yang mungkin timbul akibat pencairan permafrost yang terus berlanjut akibat perubahan iklim.
“Mencairkan tanah yang telah sangat beku selama berabad-abad, jika tidak selama ribuan tahun, masih dapat mengandung beberapa spora bakteri dan virus 'zombie' yang layak," papar Nikolay Korchunov, perwakilan senior Rusia untuk Dewan Arktik kepada RT pada tahun 2021.
Moskow menganggap bahayanya cukup serius untuk meluncurkan proyek keamanan hayati dan meminta semua negara Dewan Arktik lainnya untuk bergabung.
Selain Rusia, organisasi antar pemerintah termasuk AS, Kanada, Denmark, Norwegia, Islandia, Finlandia, dan Swedia.
“Namun, fakta bahwa kesembilan virus purba masih mampu menginfeksi sel hidup setelah menghabiskan puluhan ribu tahun di permafrost berarti bahwa virus lain yang berpotensi menularkan tumbuhan, hewan, atau bahkan manusia, yang terperangkap di sana dapat dilepaskan, dan dihidupkan kembali, juga,” papar para ilmuwan memperingatkan.
“Ada bahaya yang nyata,” ujar Claverie. Dia menambahkan, “Ada bakteri dan virus yang keluar setiap hari.”
“Namun, tidak mungkin untuk secara tepat menentukan tingkat potensi bahaya saat ini,” papar ilmuwan tersebut.
Rusia telah memperingatkan tentang bahaya yang mungkin timbul akibat pencairan permafrost yang terus berlanjut akibat perubahan iklim.
“Mencairkan tanah yang telah sangat beku selama berabad-abad, jika tidak selama ribuan tahun, masih dapat mengandung beberapa spora bakteri dan virus 'zombie' yang layak," papar Nikolay Korchunov, perwakilan senior Rusia untuk Dewan Arktik kepada RT pada tahun 2021.
Moskow menganggap bahayanya cukup serius untuk meluncurkan proyek keamanan hayati dan meminta semua negara Dewan Arktik lainnya untuk bergabung.
Selain Rusia, organisasi antar pemerintah termasuk AS, Kanada, Denmark, Norwegia, Islandia, Finlandia, dan Swedia.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda