AS Dukung Operasi Militer Turki di Suriah Meski Persulit Kurdi
Rabu, 23 November 2022 - 10:50 WIB
WASHINGTON - Gedung Putih mengatakan Turki memiliki hak membela diri, meskipun operasinya “Pedang-Cakar” di Suriah dapat mempersulit milisi Kurdi yang didukung Amerika Serikat (AS).
Selama ini AS mendukung Kurdi untuk berperang melawan teroris Negara Islam (IS, sebelumnya ISIS).
Berbicara kepada wartawan, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan, “Turki terus mengalami ancaman teroris yang sah, terutama di selatan mereka. Mereka tentu memiliki hak untuk membela diri dan warga negara mereka.”
Namun Kirby menjelaskan, “Operasi lintas batas Turki mungkin akan memaksa reaksi dari beberapa mitra SDF kami, yang akan membatasi kemampuan mereka melanjutkan perang melawan ISIS.”
SDF adalah singkatan dari Pasukan Demokratik Suriah, milisi yang didukung AS yang saat ini mengendalikan timur laut Suriah.
Sebagian besar pejuang SDF terdiri dari milisi YPG Kurdi, yang dianggap Ankara sebagai cabang dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang Turki.
Militer Turki melancarkan pengeboman udara dan artileri ke Suriah utara dan Irak pada Minggu.
Ankara menyalahkan Kurdi atas pengeboman 13 November di Jalan Istiklal Istanbul yang menewaskan 6 orang dan melukai 81 lainnya.
Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar melaporkan pada Senin bahwa hampir 200 “teroris” telah dilumpuhkan selama 48 jam pertama operasi tersebut.
“Kami tahu identitas, lokasi, dan rekam jejak para teroris. Kami juga tahu betul siapa yang melindungi, mempersenjatai, dan mendorong teroris,” ujar Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Selasa saat mengunjungi provinsi Artvin, di perbatasan dengan Georgia.
“Mudah-mudahan kita akan membasmi semua teroris secepat mungkin,” papar dia.
Ankara belum mengirim pasukan melintasi perbatasan ke Suriah, tetapi ada laporan yang belum dikonfirmasi dari daerah tersebut bahwa milisi Suriah yang didukung Turki telah meningkatkan kewaspadaan.
Selama ini AS mendukung Kurdi untuk berperang melawan teroris Negara Islam (IS, sebelumnya ISIS).
Berbicara kepada wartawan, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan, “Turki terus mengalami ancaman teroris yang sah, terutama di selatan mereka. Mereka tentu memiliki hak untuk membela diri dan warga negara mereka.”
Namun Kirby menjelaskan, “Operasi lintas batas Turki mungkin akan memaksa reaksi dari beberapa mitra SDF kami, yang akan membatasi kemampuan mereka melanjutkan perang melawan ISIS.”
SDF adalah singkatan dari Pasukan Demokratik Suriah, milisi yang didukung AS yang saat ini mengendalikan timur laut Suriah.
Sebagian besar pejuang SDF terdiri dari milisi YPG Kurdi, yang dianggap Ankara sebagai cabang dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang Turki.
Militer Turki melancarkan pengeboman udara dan artileri ke Suriah utara dan Irak pada Minggu.
Ankara menyalahkan Kurdi atas pengeboman 13 November di Jalan Istiklal Istanbul yang menewaskan 6 orang dan melukai 81 lainnya.
Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar melaporkan pada Senin bahwa hampir 200 “teroris” telah dilumpuhkan selama 48 jam pertama operasi tersebut.
“Kami tahu identitas, lokasi, dan rekam jejak para teroris. Kami juga tahu betul siapa yang melindungi, mempersenjatai, dan mendorong teroris,” ujar Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Selasa saat mengunjungi provinsi Artvin, di perbatasan dengan Georgia.
“Mudah-mudahan kita akan membasmi semua teroris secepat mungkin,” papar dia.
Ankara belum mengirim pasukan melintasi perbatasan ke Suriah, tetapi ada laporan yang belum dikonfirmasi dari daerah tersebut bahwa milisi Suriah yang didukung Turki telah meningkatkan kewaspadaan.
(sya)
tulis komentar anda