Majelis Parlemen NATO Desak Anggota Tetapkan Rusia Rezim Teroris
Selasa, 22 November 2022 - 13:03 WIB
BRUSSELS - Majelis Parlemen NATO mengadopsi resolusi simbolis yang meminta negara-negara anggota melabeli Rusia sebagai negara "teroris".
Resolusi itu mengklaim Moskow merupakan "ancaman langsung" terhadap "keamanan Eropa-Atlantik".
Tak hanya itu, resolusi itu menuntut lebih banyak dukungan militer ke Kiev dan diakhirinya pembatasan pada "penyebaran pasukan NATO ke depan."
Deklarasi yang tidak mengikat itu disahkan Majelis Parlemen NATO pada Senin (21/11/2022), dengan badan tersebut memperingatkan, “Kawasan Euro-Atlantik tidak lagi damai dan lingkungan keamanan global telah memburuk dengan cepat di tengah berlanjutnya pertempuran di Eropa Timur.”
Resolusi berlanjut mencela operasi militer Rusia "dalam istilah terkuat." Resolusi tersebut membuat serangkaian permintaan kepada anggota NATO.
Anggota NATO diminta “menyatakan dengan jelas bahwa negara Rusia di bawah rezim saat ini adalah negara teroris.”
Para anggota NATO diseru “meningkatkan dukungan militer, intelijen, keuangan, pelatihan dan kemanusiaan ke Ukraina,” termasuk dengan "mempercepat" pengiriman senjata.
Resolusi itu mengklaim Moskow merupakan "ancaman langsung" terhadap "keamanan Eropa-Atlantik".
Tak hanya itu, resolusi itu menuntut lebih banyak dukungan militer ke Kiev dan diakhirinya pembatasan pada "penyebaran pasukan NATO ke depan."
Deklarasi yang tidak mengikat itu disahkan Majelis Parlemen NATO pada Senin (21/11/2022), dengan badan tersebut memperingatkan, “Kawasan Euro-Atlantik tidak lagi damai dan lingkungan keamanan global telah memburuk dengan cepat di tengah berlanjutnya pertempuran di Eropa Timur.”
Resolusi berlanjut mencela operasi militer Rusia "dalam istilah terkuat." Resolusi tersebut membuat serangkaian permintaan kepada anggota NATO.
Anggota NATO diminta “menyatakan dengan jelas bahwa negara Rusia di bawah rezim saat ini adalah negara teroris.”
Para anggota NATO diseru “meningkatkan dukungan militer, intelijen, keuangan, pelatihan dan kemanusiaan ke Ukraina,” termasuk dengan "mempercepat" pengiriman senjata.
tulis komentar anda