Ukraina Coba Tekan Georgia untuk Keroyok Rusia
Sabtu, 19 November 2022 - 05:13 WIB
Rusia menginvasi Ukraina sejak 24 Februari setelah mengutip kegagalan Kiev untuk mengimplementasikan perjanjian Minsk, yang dirancang untuk memberikan status khusus wilayah Donetsk dan Luhansk di dalam negara Ukraina.
Protokol, yang ditengahi oleh Jerman dan Prancis, pertama kali ditandatangani pada tahun 2014. Mantan Presiden Ukraina Pyotr Poroshenko sejak itu mengakui bahwa tujuan utama Kiev adalah menggunakan gencatan senjata untuk mengulur waktu dan menciptakan angkatan bersenjata yang kuat.
Pada Februari 2022, Kremlin mengakui Donetsk dan Luhansk sebagai negara merdeka dan menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer Barat mana pun.
Kiev menegaskan serangan Rusia sama sekali tidak beralasan.
Pada awal Oktober, Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk, serta Wilayah Zaporizhzhia dan Kherson, secara resmi menjadi bagian dari Rusia menyusul referendum yang membuat mayoritas penduduk setempat memilih untuk bergabung. Namun, Ukraina dan sekutu Barat-nya tidak mengakui referendum itu, dan mengganggapnya sebagai pencaplokan wilayah oleh Rusia.
Protokol, yang ditengahi oleh Jerman dan Prancis, pertama kali ditandatangani pada tahun 2014. Mantan Presiden Ukraina Pyotr Poroshenko sejak itu mengakui bahwa tujuan utama Kiev adalah menggunakan gencatan senjata untuk mengulur waktu dan menciptakan angkatan bersenjata yang kuat.
Pada Februari 2022, Kremlin mengakui Donetsk dan Luhansk sebagai negara merdeka dan menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer Barat mana pun.
Kiev menegaskan serangan Rusia sama sekali tidak beralasan.
Pada awal Oktober, Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk, serta Wilayah Zaporizhzhia dan Kherson, secara resmi menjadi bagian dari Rusia menyusul referendum yang membuat mayoritas penduduk setempat memilih untuk bergabung. Namun, Ukraina dan sekutu Barat-nya tidak mengakui referendum itu, dan mengganggapnya sebagai pencaplokan wilayah oleh Rusia.
(min)
tulis komentar anda