Apa Itu Sistem S-300, yang Rudalnya Hantam Polandia dan Gegerkan Dunia

Kamis, 17 November 2022 - 08:17 WIB
Sistem pertahanan S-300. Rudal dari senjata yang diduga ditembakkan Ukraina ini menghantam wilayah Polandia. Foto/REUTERS
WARSAWA - Polandia mengatakan rudal yang menghantam fasilitas biji-bijian dan menewaskan dua orang pada hari Selasa ditembakkan oleh sistem pertahanan udara S-300 Ukraina .

Sistem pertahanan itu merupakan senjata tua era Soviet yang masih digunakan oleh Ukraina dan Rusia yang saat ini berperang.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan rudal itu kemungkinan digunakan sebagai rudal pertahanan udara Ukraina, tetapi Rusia memikul tanggung jawab utama atas insiden itu karena telah menginvasi Ukraina, yang memicu perang yang sekarang hampir berlangsung sembilan bulan.





Rusia, pada hari insiden tersebut, menembakkan sejumlah rudal ke banyak kota di Ukraina.

Apa S-300 Itu?

S-300 adalah keluarga rudal permukaan-ke-udara, awalnya dikembangkan oleh Uni Soviet. Ini pertama kali dioperasikan pada akhir 1970-an setelah satu dekade pengembangan.

Ada beberapa versi misil yang digunakan S-300 dengan kemampuan teknis dan jangkauan yang berbeda. Kisaran maksimum rudal standar adalah 150 km (93 mil) dan hulu ledak berbobot 133-143 kg (293-315 lb), menurut Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS).

Tidak jelas versi mana yang mungkin digunakan dalam insiden di Przewodow, wilayah Polandia yang berbatasan dengan Ukraina, pada hari Selasa.

"S-300 kurang lebih setara dengan sistem rudal darat-ke-udara Patriot Amerika Serikat (AS)," kata Siemon Wezeman, peneliti senior Program Transfer Senjata di Stockholm International Peace Research Institute, seperti dikutip Reuters, Kamis (17/11/2022).

Rudal dari sitem S-300 dimaksudkan untuk menembak jatuh pesawat, drone, serta rudal jelajah dan rudalbalistik yang masuk. Peluncur S-300 lengkap termasuk radar deteksi yang melacak target yang masuk. Rudal dilengkapi dengan sistem panduan untuk mengunci target secara otomatis. Beberapa rudal individu dapat ditembakkan secara bersamaan ke berbagai sasaran.

Versi terbaru dari S-300--disebut Antey-2500, yang dioperasikan pada awal 2010-an-- memiliki jangkauan 350 km, menurut entri katalog di Rosobornexport, agen ekspor senjata milik negara Rusia.

"Sistem ini memiliki karakteristik taktis dan teknis yang tinggi yang memungkinkan untuk menggunakannya untuk pertahanan udara dari fasilitas administrasi, industri dan militer yang paling penting, kelompok pasukan, infrastruktur pesisir dan pasukan Angkatan Laut di lokasi penempatan," kata Rosoboronexport di situs webnya.

"S-300 adalah sistem yang cukup kuat, tetapi di Rusia akan digantikan di tahun-tahun mendatang oleh sistem S-400, S-350 dan S-500 yang lebih mampu," kata Wezeman.

Siapa yang Gunakan S-300?

Senjata ini digunakan oleh Rusia dan Ukraina, serta 18 negara lain termasuk anggota NATO; Yunani, Slovakia dan Bulgaria. Data ini menurut CSIS, sebuah lembaga think tank yang berbasis di Washington.

Rusia selama ini diduga menggunakan rudal dari sistem S-300 tak sesuai fungsinya, karena digunakan untuk menyerang sasaran darat selama perangnya di Ukraina. Itu mengindikasikan bahwa pasokan rudal Moskow kemungkinan mulai menipis.

Moskow sebelumnya telah menjual S-300 ke Venezuela, China, Iran dan Mesir, di antara negara-negara lain.

Rusia telah mengerahkan S-300 di Suriah dan juga menempatkannya di Semenanjung Crimea, wilayah yang dianeksasi Moskow dari Ukraina pada tahun 2014.

Menurut outlet media militer Rusia, sistem rudal S-300 pertama kali digunakan dalam perang tahun 2020 antara Azerbaijan dan Armenia atas sengketa wilayah Nagorno-Karabakh.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More