Usai Bertemu Xi Jinping, Biden Tegaskan Tak Ada Invasi China ke Taiwan
Selasa, 15 November 2022 - 16:15 WIB
Obrolan tatap muka terakhir mereka dilakukan di sela-sela Forum Ekonomi Dunia 2017 di Davos, menurut Xi.
Mendampingi Biden dalam pertemuan tersebut adalah Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan, Menteri Luar Negeri Antony Blinken, dan Menteri Keuangan Janet Yellen.
Biden mengatakan kepada wartawan bahwa Blinken akan mengunjungi China dalam beberapa bulan mendatang, untuk menindaklanjuti agenda hari Senin.
“Pertanyaan Taiwan adalah kepentingan inti China, fondasi hubungan Beijing dengan Washington, dan garis merah pertama yang tidak boleh dilanggar dalam hubungan China-AS,” tegas Xi kepada Biden selama pertemuan, menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying.
“Kami berharap untuk melihat, dan selama ini berkomitmen untuk, perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, tetapi perdamaian dan stabilitas lintas selat dan ‘kemerdekaan Taiwan’ tidak dapat didamaikan seperti air dan api,” ujar pemimpin China itu.
Xi juga mengungkapkan harapan AS akan "mencocokkan kata-katanya dengan tindakan" dan mematuhi kebijakan “Satu China” dan tiga komunike bersama yang telah ditandatangani dengan Beijing.
Pemerintah di Beijing menganggap Taiwan bagian dari wilayah kedaulatan China. Sejak 1949, bagaimanapun, pulau itu telah diperintah oleh kaum nasionalis yang didukung AS, yang meninggalkan daratan setelah kalah perang saudara dari komunis.
Mendampingi Biden dalam pertemuan tersebut adalah Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan, Menteri Luar Negeri Antony Blinken, dan Menteri Keuangan Janet Yellen.
Biden mengatakan kepada wartawan bahwa Blinken akan mengunjungi China dalam beberapa bulan mendatang, untuk menindaklanjuti agenda hari Senin.
“Pertanyaan Taiwan adalah kepentingan inti China, fondasi hubungan Beijing dengan Washington, dan garis merah pertama yang tidak boleh dilanggar dalam hubungan China-AS,” tegas Xi kepada Biden selama pertemuan, menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying.
“Kami berharap untuk melihat, dan selama ini berkomitmen untuk, perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, tetapi perdamaian dan stabilitas lintas selat dan ‘kemerdekaan Taiwan’ tidak dapat didamaikan seperti air dan api,” ujar pemimpin China itu.
Xi juga mengungkapkan harapan AS akan "mencocokkan kata-katanya dengan tindakan" dan mematuhi kebijakan “Satu China” dan tiga komunike bersama yang telah ditandatangani dengan Beijing.
Pemerintah di Beijing menganggap Taiwan bagian dari wilayah kedaulatan China. Sejak 1949, bagaimanapun, pulau itu telah diperintah oleh kaum nasionalis yang didukung AS, yang meninggalkan daratan setelah kalah perang saudara dari komunis.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda