Korea Utara Menyangkal Kirim Peluru Artileri ke Rusia
Selasa, 08 November 2022 - 14:48 WIB
SEOUL - Korea Utara (Korut) membantah klaim Amerika Serikat (AS) mereka mengirim peluru artileri dan amunisi ke Rusia untuk digunakan dalam perang melawan Ukraina . Pyongyang pun menuduh Washington telah berbohong.
"Kami menganggap langkah AS itu sebagai bagian dari upaya permusuhan untuk menodai citra (Korea Utara) di arena internasional," kata seorang wakil direktur yang tidak disebutkan namanya di kantor urusan luar negeri militer kementerian Korea Utara dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh media pemerintah.
“Kami sekali lagi menjelaskan bahwa kami tidak pernah melakukan ‘transaksi senjata’ dengan Rusia dan bahwa kami tidak memiliki rencana untuk melakukannya di masa depan,” kata wakil direktur itu seperti dilansir dari AP, Selasa (8/11/2022).
Pekan lalu, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby menuduh Korea Utara secara diam-diam memasok "sejumlah besar" amunisi ke Rusia. Dia mengatakan AS yakin Korea Utara berusaha mengaburkan rute transfer dengan membuat seolah-olah senjata itu dikirim ke negara-negara di Timur Tengah atau Afrika Utara.
Kemungkinan pasokan senjata Korea Utara ke Rusia akan menjadi pelanggaran terhadap resolusi PBB yang melarang Korea Utara memperdagangkan senjata dengan negara lain. Tetapi Korea Utara tidak mungkin menerima sanksi baru untuk itu karena perpecahan di Dewan Keamanan PBB atas konfrontasi Amerika dengan Rusia mengenai perangnya di Ukraina dan persaingan strategisnya yang terpisah dengan China.
Bantahan tersebut menyusul puluhan uji coba senjata oleh Korea Utara, termasuk rudal jarak pendek yang kemungkinan berkemampuan nuklir dan rudal balistik antarbenua yang dapat menargetkan daratan AS. Pyongyang mengatakan sedang menguji rudal dan artileri sehingga bisa "tanpa ampun" menyerang target utama Korea Selatan dan AS jika mau.
Dalam pernyataan terpisah yang diterbitkan Selasa oleh media pemerintah, seorang diplomat senior Korea Utara mengkritik kecaman Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres baru-baru ini atas rentetan peluncuran rudal Korea Utara, menyebutnya sebagai “corong” pemerintah AS.
“Sekjen PBB menggemakan apa yang dikatakan Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri (AS) seolah-olah dia adalah corong mereka, yang menyedihkan,” kata Kim Son-gyong, wakil menteri untuk organisasi internasional di Kementerian Luar Negeri Korea Utara.
Kim mengatakan bahwa “perilaku tidak adil dan berprasangka” Guterres telah berkontribusi pada memburuknya ketegangan di wilayah tersebut.
"Kami menganggap langkah AS itu sebagai bagian dari upaya permusuhan untuk menodai citra (Korea Utara) di arena internasional," kata seorang wakil direktur yang tidak disebutkan namanya di kantor urusan luar negeri militer kementerian Korea Utara dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh media pemerintah.
“Kami sekali lagi menjelaskan bahwa kami tidak pernah melakukan ‘transaksi senjata’ dengan Rusia dan bahwa kami tidak memiliki rencana untuk melakukannya di masa depan,” kata wakil direktur itu seperti dilansir dari AP, Selasa (8/11/2022).
Pekan lalu, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby menuduh Korea Utara secara diam-diam memasok "sejumlah besar" amunisi ke Rusia. Dia mengatakan AS yakin Korea Utara berusaha mengaburkan rute transfer dengan membuat seolah-olah senjata itu dikirim ke negara-negara di Timur Tengah atau Afrika Utara.
Kemungkinan pasokan senjata Korea Utara ke Rusia akan menjadi pelanggaran terhadap resolusi PBB yang melarang Korea Utara memperdagangkan senjata dengan negara lain. Tetapi Korea Utara tidak mungkin menerima sanksi baru untuk itu karena perpecahan di Dewan Keamanan PBB atas konfrontasi Amerika dengan Rusia mengenai perangnya di Ukraina dan persaingan strategisnya yang terpisah dengan China.
Bantahan tersebut menyusul puluhan uji coba senjata oleh Korea Utara, termasuk rudal jarak pendek yang kemungkinan berkemampuan nuklir dan rudal balistik antarbenua yang dapat menargetkan daratan AS. Pyongyang mengatakan sedang menguji rudal dan artileri sehingga bisa "tanpa ampun" menyerang target utama Korea Selatan dan AS jika mau.
Dalam pernyataan terpisah yang diterbitkan Selasa oleh media pemerintah, seorang diplomat senior Korea Utara mengkritik kecaman Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres baru-baru ini atas rentetan peluncuran rudal Korea Utara, menyebutnya sebagai “corong” pemerintah AS.
“Sekjen PBB menggemakan apa yang dikatakan Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri (AS) seolah-olah dia adalah corong mereka, yang menyedihkan,” kata Kim Son-gyong, wakil menteri untuk organisasi internasional di Kementerian Luar Negeri Korea Utara.
Kim mengatakan bahwa “perilaku tidak adil dan berprasangka” Guterres telah berkontribusi pada memburuknya ketegangan di wilayah tersebut.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda