Korut Bersumpah Merespons Luar Biasa Latihan Militer Vigilant Storm AS-Korsel
loading...
A
A
A
SEOUL - Militer Korea Utara (Korut) pada Senin (7/11/2022) bersumpah akan memberikan respons luar biasa atas latihan militer gabungan "Vigilant Storm" Amerika Serikat (AS)-Korea Selatan (Korsel).
Militer Pyongyang, seperti dikutip KCNA, mengatakan latihan militer gabungan itu adalah provokasi terbuka dan latihan perang yang berbahaya.
Pekan lalu, Korea Utara menguji coba beberapa rudal termasuk rudal balistik antarbenua (ICBM) yang gagal dan ratusan peluru artileri ke laut. Itu terjadi saat Korea Selatan dan Amerika Serikat melakukan latihan serangan udara gabungan enam hari yang berakhir pada Sabtu.
"Latihan Vigilant Storm adalah provokasi terbuka yang bertujuan meningkatkan ketegangan dengan sengaja dan latihan perang berbahaya dengan sifat agresif yang sangat tinggi," kata militer Korut.
Tentara Korea Utara (KPA) mengatakan telah melakukan kegiatan yang mensimulasikan berbagai serangan terhadap pangkalan udara dan pesawat Seoul dan Washington, serta kota besar Korea Selatan. "Untuk menghancurkan histeria perang musuh yang gigih," lanjut militer Korut.
KPA juga mengonfirmasi tembakan dua rudal jelajah strategis, yang terindikasi berkemampuan nuklir, pada 2 November menuju perairan Ulsan, kota pesisir tenggara yang menampung pembangkit listrik tenaga nuklir dan pabrik besar.
Operasi tersebut juga termasuk peluncuran dua rudal balistik taktis yang sarat dengan hulu ledak dispersi, uji coba hulu ledak fungsional khusus yang melumpuhkan sistem komando operasi musuh, dan serangan mendadak habis-habisan yang melibatkan 500 jet tempur.
Staf Umum KPA menuduh Seoul dan Washington menimbulkan konfrontasi yang lebih tidak stabil."Dan bersumpah untuk melawan latihan mereka dengan langkah-langkah militer praktis yang berkelanjutan, tegas dan luar biasa," imbuh militer Korut.
"Semakin gigih gerakan militer provokatif musuh berlanjut, semakin teliti dan tanpa ampun KPA akan melawan mereka."
Militer Pyongyang, seperti dikutip KCNA, mengatakan latihan militer gabungan itu adalah provokasi terbuka dan latihan perang yang berbahaya.
Pekan lalu, Korea Utara menguji coba beberapa rudal termasuk rudal balistik antarbenua (ICBM) yang gagal dan ratusan peluru artileri ke laut. Itu terjadi saat Korea Selatan dan Amerika Serikat melakukan latihan serangan udara gabungan enam hari yang berakhir pada Sabtu.
"Latihan Vigilant Storm adalah provokasi terbuka yang bertujuan meningkatkan ketegangan dengan sengaja dan latihan perang berbahaya dengan sifat agresif yang sangat tinggi," kata militer Korut.
Tentara Korea Utara (KPA) mengatakan telah melakukan kegiatan yang mensimulasikan berbagai serangan terhadap pangkalan udara dan pesawat Seoul dan Washington, serta kota besar Korea Selatan. "Untuk menghancurkan histeria perang musuh yang gigih," lanjut militer Korut.
KPA juga mengonfirmasi tembakan dua rudal jelajah strategis, yang terindikasi berkemampuan nuklir, pada 2 November menuju perairan Ulsan, kota pesisir tenggara yang menampung pembangkit listrik tenaga nuklir dan pabrik besar.
Operasi tersebut juga termasuk peluncuran dua rudal balistik taktis yang sarat dengan hulu ledak dispersi, uji coba hulu ledak fungsional khusus yang melumpuhkan sistem komando operasi musuh, dan serangan mendadak habis-habisan yang melibatkan 500 jet tempur.
Staf Umum KPA menuduh Seoul dan Washington menimbulkan konfrontasi yang lebih tidak stabil."Dan bersumpah untuk melawan latihan mereka dengan langkah-langkah militer praktis yang berkelanjutan, tegas dan luar biasa," imbuh militer Korut.
"Semakin gigih gerakan militer provokatif musuh berlanjut, semakin teliti dan tanpa ampun KPA akan melawan mereka."
(min)