Memanas, Ajudan Zelensky Serukan Serangan ke Wilayah Iran
Senin, 07 November 2022 - 20:06 WIB
Moskow dan Teheran telah berulang kali membantah pengiriman senjata telah terjadi di tengah konflik Ukraina.
Namun, pada Sabtu, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian mengakui negaranya memang telah “menyediakan sejumlah kecil drone kepada Rusia beberapa bulan sebelum perang Ukraina.”
Dia juga membantah klaim Iran telah memasok Moskow dengan rudal.
Podolyak mengomentari pengakuan ini, mengungkapkan keraguan bahwa penjelasan seperti itu sebenarnya benar.
“Artinya, alih-alih menghancurkan infrastruktur kritis kami, (drone) telah diletakkan di gudang selama delapan bulan?” papar dia.
Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, mengutip kegagalan Kiev mengimplementasikan perjanjian Minsk, yang dirancang untuk memberikan status khusus wilayah Donetsk dan Luhansk di dalam negara Ukraina.
Protokol, yang ditengahi Jerman dan Prancis, pertama kali ditandatangani pada 2014. Mantan Presiden Ukraina Pyotr Poroshenko sejak itu mengakui tujuan utama Kiev adalah menggunakan gencatan senjata untuk mengulur waktu dan “menciptakan angkatan bersenjata yang kuat.”
Pada Februari 2022, Kremlin mengakui republik Donbass sebagai negara merdeka dan menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer Barat mana pun. Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan.
Namun, pada Sabtu, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian mengakui negaranya memang telah “menyediakan sejumlah kecil drone kepada Rusia beberapa bulan sebelum perang Ukraina.”
Dia juga membantah klaim Iran telah memasok Moskow dengan rudal.
Podolyak mengomentari pengakuan ini, mengungkapkan keraguan bahwa penjelasan seperti itu sebenarnya benar.
“Artinya, alih-alih menghancurkan infrastruktur kritis kami, (drone) telah diletakkan di gudang selama delapan bulan?” papar dia.
Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, mengutip kegagalan Kiev mengimplementasikan perjanjian Minsk, yang dirancang untuk memberikan status khusus wilayah Donetsk dan Luhansk di dalam negara Ukraina.
Protokol, yang ditengahi Jerman dan Prancis, pertama kali ditandatangani pada 2014. Mantan Presiden Ukraina Pyotr Poroshenko sejak itu mengakui tujuan utama Kiev adalah menggunakan gencatan senjata untuk mengulur waktu dan “menciptakan angkatan bersenjata yang kuat.”
Pada Februari 2022, Kremlin mengakui republik Donbass sebagai negara merdeka dan menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer Barat mana pun. Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda