Dihujani 50 Rudal Rusia, Jaringan Listrik dan Air Ukraina Putus
Selasa, 01 November 2022 - 09:15 WIB
Di Moldova, pemerintah mengatakan sebuah rudal Rusia yang ditembak oleh sistem pertahanan udara Ukraina jatuh di sebuah desa di utara negara itu, tetapi tanpa menyebabkan cedera.
Kementerian Dalam Negeri setempat mengatakan rudal itu jatuh di desa Naslavcea dekat perbatasan Ukraina.
Serangan massal hari Senin terjadi setelah Rusia menarik diri dari perjanjian penting yang memungkinkan pengiriman biji-bijian penting melalui koridor keamanan maritim.
Kesepakatan Juli untuk membuka ekspor biji-bijian yang ditandatangani antara Rusia dan Ukraina—dan ditengahi oleh Turki dan PBB—sangat penting untuk meredakan krisis pangan global yang disebabkan oleh konflik.
Tetapi Rusia mengumumkan pada hari Sabtu bahwa mereka akan menangguhkan partisipasinya dalam kesepakatan itu setelah menuduh Kiev melakukan serangan pesawat tak berawak "besar-besaran" terhadap armada Laut Hitam-nya, yang oleh Ukraina disebut sebagai "dalih palsu".
Sevastopol di Crimea yang dicaplok Moskow telah menjadi sasaran beberapa kali dalam beberapa bulan terakhir dan berfungsi sebagai markas armada dan pusat logistik untuk operasi Rusia di Ukraina.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov memperingatkan bahwa melanjutkan ekspor biji-bijian tanpa partisipasi Rusia "hampir tidak layak".
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada Senin bahwa mereka menginginkan "komitmen tambahan" dari Ukraina untuk tidak menggunakan koridor ekspor gandum untuk tujuan militer.
Sementara itu, Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan Ukraina akan menjunjung tinggi komitmennya terhadap kesepakatan ekspor biji-bijian. Itu disampaikan setelah dia melakukan pembicaraan dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. "Kami siap untuk tetap menjadi penjamin keamanan pangan (global)," katanya.
Sebaliknya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengulangi tuduhan bahwa Ukraina menggunakan koridor gandum untuk serangan terhadap armada Laut Hitam Moskow.
Kementerian Dalam Negeri setempat mengatakan rudal itu jatuh di desa Naslavcea dekat perbatasan Ukraina.
Serangan massal hari Senin terjadi setelah Rusia menarik diri dari perjanjian penting yang memungkinkan pengiriman biji-bijian penting melalui koridor keamanan maritim.
Kesepakatan Juli untuk membuka ekspor biji-bijian yang ditandatangani antara Rusia dan Ukraina—dan ditengahi oleh Turki dan PBB—sangat penting untuk meredakan krisis pangan global yang disebabkan oleh konflik.
Tetapi Rusia mengumumkan pada hari Sabtu bahwa mereka akan menangguhkan partisipasinya dalam kesepakatan itu setelah menuduh Kiev melakukan serangan pesawat tak berawak "besar-besaran" terhadap armada Laut Hitam-nya, yang oleh Ukraina disebut sebagai "dalih palsu".
Sevastopol di Crimea yang dicaplok Moskow telah menjadi sasaran beberapa kali dalam beberapa bulan terakhir dan berfungsi sebagai markas armada dan pusat logistik untuk operasi Rusia di Ukraina.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov memperingatkan bahwa melanjutkan ekspor biji-bijian tanpa partisipasi Rusia "hampir tidak layak".
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada Senin bahwa mereka menginginkan "komitmen tambahan" dari Ukraina untuk tidak menggunakan koridor ekspor gandum untuk tujuan militer.
Sementara itu, Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan Ukraina akan menjunjung tinggi komitmennya terhadap kesepakatan ekspor biji-bijian. Itu disampaikan setelah dia melakukan pembicaraan dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. "Kami siap untuk tetap menjadi penjamin keamanan pangan (global)," katanya.
Sebaliknya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengulangi tuduhan bahwa Ukraina menggunakan koridor gandum untuk serangan terhadap armada Laut Hitam Moskow.
Lihat Juga :
tulis komentar anda